Kanal24, Malang – Di era globalisasi yang semakin terintegrasi, kolaborasi internasional menjadi kunci untuk menghadapi tantangan bersama, terutama di bidang pendidikan dan pengembangan tenaga kerja terampil. Dalam semangat mempererat hubungan antara ASEAN dan Tiongkok, Universitas Brawijaya (UB) hadir dalam Soft Launching Ceremony of ASEAN-China Center of Excellence yang diselenggarakan di Grand Ballroom Hotel Grand Preanger, Bandung, pada Rabu (4/12/2024).
Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc., turut hadir untuk menunjukkan komitmen UB dalam mendukung inisiatif global ini. Acara tersebut menjadi bagian dari International Conference on ASEAN-China TVET Development, yang diinisiasi oleh ASEAN-China Centre (ACC). Konferensi ini bertujuan memperkuat sinergi dalam pengembangan Pendidikan Vokasi (Technical Vocational Education and Training atau TVET) di kawasan ASEAN dan Tiongkok.
Dalam acara ini, hadir Sekretaris Jenderal ACC, H.E. Shi Zhongjun, bersama delegasi dari institusi pendidikan vokasi, dunia usaha, dan industri dari Tiongkok dan Indonesia. Fokus utama kegiatan ini adalah membangun pusat keunggulan (Center of Excellence) yang akan menjadi katalisator kolaborasi lintas negara dalam bidang pendidikan vokasi.
Sebagai salah satu mitra strategis, Universitas Brawijaya memiliki peran khusus dalam pengembangan pengobatan tradisional berbasis bahan alami. UB berkomitmen mengembangkan penelitian dan publikasi ilmiah di bidang ini, sekaligus menjalin kolaborasi dengan dunia usaha dan industri untuk mendukung inovasi serta pelestarian ilmu kesehatan tradisional.
“Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung penguatan pendidikan vokasi, inovasi teknologi, dan kolaborasi global yang bermanfaat bagi sektor pendidikan dan industri di kawasan ASEAN dan Tiongkok. Kehadiran UB di ajang ini menunjukkan komitmen Universitas Brawijaya dalam mendukung pengembangan pengobatan tradisional sebagai bagian dari upaya untuk menjadi pusat keunggulan nasional dan regional,” ujar Prof. Widodo dalam pidatonya.
Selain Universitas Brawijaya, sejumlah universitas terkemuka lainnya di Indonesia juga turut terlibat dalam program ASEAN-China Center of Excellence ini dengan fokus pada bidang spesifik. Universitas Gadjah Mada (UGM) mengambil peran dalam pengembangan pendidikan vokasi (TVET Development), Universitas Indonesia (UI) di bidang Kebijakan Sosial dan Ketahanan Komunitas (Social Policy and Community Resilience), IPB University dalam bidang Pertanian, serta Universitas Hasanuddin di sektor Metalurgi dan Sumber Daya Kelautan (Metallurgy and Marine Resources).
Acara ini mencakup diskusi panel interaktif yang melibatkan pakar dari berbagai bidang, diikuti dengan penandatanganan nota kesepahaman antara lembaga pendidikan vokasi dan dunia usaha. Puncaknya, soft launching ASEAN-China Center of Excellence secara resmi dilakukan untuk menandai dimulainya kerja sama yang strategis ini.
Dengan kolaborasi antarnegara ini, ASEAN-China Center of Excellence diharapkan dapat menjadi platform unggulan dalam mempercepat inovasi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan mendorong penguatan jejaring antara institusi pendidikan dan industri. Inisiatif ini mencerminkan langkah nyata ASEAN dan Tiongkok dalam menciptakan solusi global berbasis inovasi lokal.
Universitas Brawijaya, melalui keterlibatannya, berupaya mendorong pelestarian pengobatan tradisional sebagai kekayaan intelektual yang bernilai tinggi, sekaligus menjawab tantangan kesehatan masyarakat dengan pendekatan yang berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi UB untuk menjadi pusat keunggulan yang berkontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di tingkat internasional. (Din/Nid)