Kanal24, Malang – Bagaimana digitalisasi mengubah cara kita bertransaksi, berinteraksi, bahkan membentuk budaya? Universitas Brawijaya (UB) berkolaborasi dengan University of Queensland (UQ) menjawab tantangan baru perkembangan dunia digital dalam kegiatan internasional bergengsi, Digital Transactions in Asia VI, yang berlangsung pada 22-24 Januari 2025.
Konferensi ini akan menghadirkan 40 peserta dari 11 negara untuk membahas berbagai perspektif tentang transaksi digital, mulai dari ekonomi hingga budaya.
Dr. Desi Dwi Prianti, S.Sos., M.Comn, Ketua Pelaksana dari UB, mengungkapkan pentingnya kegiatan ini sebagai wujud komitmen kerja sama UB dan UQ.
“Ini adalah kali keenam konferensi Digital Transactions in Asia diselenggarakan, setelah sebelumnya diadakan di berbagai negara seperti Australia, Filipina, Malaysia, dan Vietnam. Tahun ini, giliran UB menjadi tuan rumah, menandai eratnya hubungan antara UB dan UQ setelah kunjungan pimpinan UB ke UQ beberapa waktu lalu,” ungkap Dr. Desi (21/1/2025).
Konferensi ini berfokus pada isu transaksi digital di Asia, namun dengan pendekatan multidisiplin yang mencakup aspek ekonomi, teknologi, dan budaya.
“Misalnya, selain membahas transaksi keuangan digital, kami juga mengeksplorasi cultural transactions, seperti bagaimana platform digital membentuk tren budaya dan interaksi sosial, termasuk penggunaan media sosial di Asia,” tambah Dr. Desi.
Dr. Desi menekankan bahwa konferensi ini tidak hanya tentang diskusi ilmiah, tetapi juga membuka peluang networking bagi dosen dan peneliti.
“Peserta dapat menjalin kerja sama penelitian atau studi lanjut melalui hubungan yang terbangun di sini. Harapannya, acara ini memberikan manfaat maksimal bagi para akademisi UB,” katanya.
Konferensi Digital Transactions in Asia VI mencakup berbagai panel diskusi yang menghadirkan pembicara dari universitas ternama seperti Western Sydney University, Monash University Malaysia, dan RMIT University. Panel-panel tersebut membahas tema menarik seperti peran super apps, inklusi keuangan digital, hingga transformasi budaya melalui transaksi digital.(din)