Kanal24, Malang – Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Teknologi Pertanian Indonesia III (STPI) 2025 dan Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia di Gedung Samantha Krida, Rabu (6/8/2025). Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat peran perguruan tinggi dalam mendorong inovasi, kolaborasi, dan pengembangan UMKM berbasis teknologi pertanian.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah narasumber terkemuka, di antaranya Prof. Yusuf Hendrawan, STP., M.App.Life.Sc., Ph.D., selaku Dekan FTP UB; Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP., Wakil Rektor Bidang Akademik UB; serta Aries Setiawan, Kepala Diskoperindag Kota Batu. Selain seminar, STPI 2025 juga dirangkai dengan Expo UMKM dan pertemuan tengah tahunan Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Teknologi Pertanian Indonesia.
Baca juga:
MMD UB Ajak Siswa SDN 1 Karangnongko Gemar Makan Ikan

Kampus Berdampak untuk Lingkungan dan UMKM
Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP., menekankan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen UB terhadap konsep kampus berdampak yang digaungkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
“STPI kali ini memadukan tiga kegiatan besar: seminar nasional tentang teknologi pertanian, Expo UMKM yang menampilkan inovasi mahasiswa dan dosen, serta forum komunikasi antarperguruan tinggi teknologi pertanian Indonesia. Tiga hal ini mencerminkan kontribusi UB untuk mempercepat akselerasi keilmuan sekaligus memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Imam.
Ia menambahkan, forum ini menjadi ruang strategis untuk mendiskusikan pengembangan akademik dan inovasi pertanian nasional. Harapannya, hasil diskusi dapat memperkuat kolaborasi lintas kampus dalam menciptakan solusi pertanian berkelanjutan.
UMKM Kota Batu Jadi Sorotan
Sementara itu, Aries Setiawan, Kepala Diskoperindag Kota Batu, mengapresiasi kolaborasi antara FTP UB dan pemerintah daerah. Menurutnya, kontribusi mahasiswa UB sangat membantu penguatan sektor UMKM di Kota Batu yang menyumbang lebih dari 86% Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut.
“Kolaborasi konkret ini diharapkan semakin meningkatkan daya saing UMKM Kota Batu. Kehadiran hampir seribu mahasiswa di kota wisata ini telah membawa banyak inovasi dan kreativitas yang ditransformasikan kepada UMKM binaan. Ke depan, kami berencana membangun Mall UMKM sebagai wadah permanen bagi produk-produk unggulan,” jelas Aries.
Luncurkan Brid Store untuk Produk Inovasi
Prof. Yusuf Hendrawan menegaskan bahwa FTP UB terus konsisten mencetak lulusan berjiwa entrepreneur. Melalui STPI 2025, FTP meluncurkan Brid Store, sebuah official store di platform Shopee yang menjadi etalase digital bagi produk inovasi mahasiswa dan UMKM binaan.
“Kami ingin mahasiswa tidak hanya menguasai teori, tapi juga memiliki bekal nyata dalam berwirausaha. Brid Store menjadi sarana pembelajaran sekaligus jalan untuk memperluas akses pasar produk-produk inovasi,” terang Yusuf.
Selain digital marketing, mahasiswa juga terlibat dalam pengembangan circular economy, penerapan standar K3, hingga sertifikasi mutu pangan seperti GMP dan HACCP. Langkah ini, kata Yusuf, dirancang untuk mencetak generasi wirausaha muda yang siap bersaing di kancah global.
Kreativitas Mahasiswa di Expo UMKM
Kegiatan Expo UMKM turut menghadirkan sejumlah stand mahasiswa, salah satunya Janeta Creation yang menampilkan karya seni membatik ramah lingkungan dengan memanfaatkan pewarna alami dari tumbuhan sekitar.

Baca juga:
FTP UB dan UMS Sabah Perkuat Kerjasama Akademik
Dayat, mahasiswa FTP UB sekaligus penggerak Janeta Creation, menjelaskan bahwa produknya bertujuan memperkenalkan batik ramah lingkungan kepada generasi muda.
“Kami ingin karya ini semakin dikenal, terutama di kalangan mahasiswa. Harapannya, batik alami ini bisa menembus pasar global dan menjadi identitas kreativitas lokal yang mendunia,” ungkap Dayat.
Melalui STPI 2025, UB berharap dapat memperkuat jejaring keilmuan, mencetak wirausaha muda, dan mendukung UMKM agar lebih tangguh di era digital. Kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan pelaku usaha kecil menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus menjawab tantangan sektor pertanian nasional. (nid/dpa)