Kanal24, Malang – Di tengah krisis iklim dan tantangan kerusakan alam yang semakin nyata, peran perguruan tinggi dalam merumuskan solusi berbasis ilmu pengetahuan menjadi semakin penting. Universitas Brawijaya (UB) menunjukkan komitmennya terhadap pembangunan lingkungan berkelanjutan melalui riset dan inovasi hijau.
Komitmen ini diperkuat dengan kunjungan kerja Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Dr. Hanif Faisol Nurofiq., S.Hut., M.P., ke Fakultas Teknik UB pada Rabu (16/07/2025). Audiensi yang berlangsung di Gedung Dekanat Teknik UB tersebut menjadi ruang strategis mempererat sinergi antara pemerintah dan akademisi dalam tata kelola lingkungan berbasis keilmuan.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UB, Prof. Dr. Unti Ludigdo, SE., M.Si., Ak., serta civitas akademika dari berbagai bidang yang fokus pada penelitian dan pengabdian masyarakat di sektor lingkungan hidup.
Baca juga:
MMD UB Desa Gondosuro Ubah Jelantah Jadi Lilin Wangi

Menteri Hanif menyampaikan apresiasi terhadap peran strategis Universitas Brawijaya dalam menyokong kebijakan lingkungan berbasis sains dan akademik. Ia menyebutkan bahwa UB telah menjadi salah satu mitra utama dalam perumusan hingga evaluasi kebijakan di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH).
“Saya rasa keberadaan UB menjadi bagian penting dari perumusan dan pelaksanaan pengendalian lingkungan. Kami sangat berharap kerja sama intensif dengan para expert dari UB bisa segera dioperasionalkan untuk meningkatkan kualitas tata lingkungan di Indonesia,” ujar Hanif.
Lebih lanjut, Menteri Hanif menegaskan bahwa KLH dalam setiap kebijakannya selalu menjadikan pendekatan keilmuan sebagai landasan utama. Oleh karena itu, sinergi dengan kalangan akademisi penting dan sangat vital demi merumuskan, mengontrol, dan mereview kebijakan secara objektif dan berkelanjutan.
Di sisi lain, Prof. Unti Ludigdo menyambut baik kolaborasi yang direncanakan tersebut. Ia menjelaskan bahwa UB telah memiliki pusat studi lingkungan yang menjadi pusat koordinasi berbagai kegiatan riset dan aksi nyata di bidang lingkungan. Kehadiran pusat studi ini menjadi modal awal yang kuat untuk melaksanakan kerja sama dengan Kementerian.
“Alhamdulillah, kita sudah memiliki Pusat Studi Lingkungan Hidup yang aktif mengoordinasikan riset dan aksi-aksi konkret. Ini tentu menjadi peluang besar untuk membangun kolaborasi yang lebih erat dan implementatif dengan Kementerian,” terang Prof. Unti.

Baca juga:
MPLS Ramah SMKN 1 Turen Cetak Karakter Siswa Unggul
Audiensi ini juga menghasilkan beberapa rencana strategis informal yang akan segera dituangkan dalam bentuk kerja sama resmi. Program-program yang dirancang ke depan diharapkan dapat menjawab tantangan lingkungan hidup dengan lebih adaptif dan terukur, sekaligus memberdayakan potensi akademisi muda di UB.
Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada riset, tetapi juga pengembangan kebijakan, pelatihan sumber daya manusia, serta pendampingan masyarakat dalam isu-isu lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi UB sebagai perguruan tinggi yang inklusif dan transformatif dalam memberikan solusi terhadap persoalan bangsa.
Dengan kolaborasi yang semakin erat antara UB dan KLH, diharapkan tata kelola lingkungan di Indonesia dapat meningkat secara signifikan, baik dari sisi kualitas kebijakan, implementasi di lapangan, hingga kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. (dpa/nid)