Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) mengukuhkan empat guru besar yang menandai komitmen kuat UB untuk mendorong temuan dan inovasi di kalangan sivitas akademika (15/10/2023). Keempat profesor tersebut – Prof. Sri Suhartini, Prof. Irnia Nurika, Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, dan Prof. Dr.Agr.Sc. Hagus Tarno – adalah perwakilan dari para profesor muda yang telah menunjukkan produktivitas tinggi dalam riset mereka.
UB telah menjadikan pengukuhan guru besar sebagai wujud nyata dukungannya terhadap pengembangan riset dan inovasi. Pengukuhan ini bertujuan untuk mendorong profesor muda yang berprestasi untuk terus mengembangkan pengetahuan dan berkontribusi pada solusi bagi tantangan kompleks yang dihadapi masyarakat dan lingkungan.
Prof. Sri Suhartini: Solusi Inovatif untuk Lingkungan Agroindustri
Prof. Sri Suhartini, yang saat ini menjabat sebagai profesor ke-12 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan merupakan profesor ke-188 di UB, serta ke-347 dari seluruh profesor yang dihasilkan oleh UB.
Dalam orasi ilmiahnya yang berjudul “Model Teknologi ADIB untuk Agroindustri Berkelanjutan,” Prof. Suhartini membahas peran penting agroindustri dalam ekonomi Indonesia. Dia menyoroti masalah limbah yang dihasilkan oleh agroindustri dan dampak negatifnya pada lingkungan, biodiversitas, dan kesehatan manusia.
Prof. Suhartini telah mengembangkan reaktor anaerobic digestion dengan pengadukan otomatis untuk meningkatkan efisiensi proses. Model teknologi ADIB yang dikembangkannya bertujuan untuk meminimalkan limbah dan mencapai zero-waste dengan mengintegrasikan berbagai teknologi konversi.
Prof. Irnia Nurika: Menuju Bioekonomi Berkelanjutan
Prof. Irnia Nurika, yang saat ini adalah profesor ke-13 di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) dan merupakan profesor ke-189 di UB, serta ke-348 dari seluruh profesor UB. Dalam orasinya yang berjudul “Model ILB untuk Pengembangan Circular Bioeconomy di Indonesia,” Prof. Nurika membahas tantangan ketersediaan energi di Indonesia seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk. Dia menekankan peningkatan masalah limbah pertanian, agroindustri, dan rumah tangga.
Prof. Nurika telah merumuskan model berkelanjutan yang disebut Integrated Lignocellulosic Biorefinery (ILB). Model ILB bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan biomassa lignoselulosa dalam limbah agroindustri dan pertanian untuk menghasilkan berbagai produk bernilai tinggi secara efisien dan berkelanjutan.
Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto: Solusi Termodinamika untuk Masalah Lingkungan
Prof. Dr. Eng. Eko Siswanto, yang saat ini menjabat sebagai profesor ke-22 di Fakultas Teknik (FT) dan merupakan profesor ke-190 di UB, serta ke-349 dari seluruh profesor UB.
Prof. Siswanto telah memberikan orasi berjudul “Siklus Termodinamika MUB-2 untuk Menurunkan Emisi Combustible Spesies dan Meningkatkan Efisiensi Pembakaran.” Dia membahas tantangan terkait energi dan lingkungan, terutama dalam hal pemanfaatan sumber energi berbasis bahan bakar fosil.
Prof. Siswanto menawarkan solusi melalui siklus termodinamika motor bakar yang tidak hanya mengurangi emisi bahan bakar fosil tetapi juga mengkonversi energi combustible species.
Prof. Dr.Agr.Sc. Hagus Tarno: Inovasi dalam Pengelolaan Hama Pertanian
Prof. Dr.Agr.Sc. Hagus Tarno, saat ini adalah profesor ke-33 di Fakultas Pertanian (FP) dan merupakan profesor ke-191 di UB, serta ke-350 dari seluruh profesor UB. Dalam orasinya yang berjudul “Potensi MESS (Modified Ecological Engineering Strategy) dalam Pengelolaan Kumbang Ambrosia,” Prof. Tarno membahas pendekatan baru dalam pengelolaan kumbang ambrosia.
Prof. Tarno mendorong penggunaan semiokimia dalam pendekatan rekayasa ekologi. Strategi rekayasa ekologi yang termodifikasi (MEES) yang ia usulkan mencakup penggunaan semiokimia, heterogenitas lanskap, penjarangan tanaman, dan sanitasi dalam mengelola hama pertanian.
Orasi ilmiah dari keempat profesor ini diharapkan akan memberikan wawasan dan pemahaman yang lebih dalam dalam dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan. Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, dalam sambutannya mengapresiasi keempat profesor tersebut dan menyoroti tren riset global saat ini.
“Sesuai dengan trend riset yang ada, kalau kita cek di data-data publikasi, setidaknya ada lima trend riset internasional,” kata Prof. Widodo.
Lebih lanjut, Prof. Widodo menyampaikan lima trend riset tersebut antara lain mulai dari big data analitik hingga machine learning, kompleks City of Arts and Science, sustainability and bromance, health and welding, dan open science practices.
Prof. Widodo juga menekankan pentingnya akses terbuka terhadap data penelitian agar ilmuwan di seluruh dunia dapat berkolaborasi dan mengembangkan ilmu pengetahuan baru.(nid/skn)