Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) memperkuat posisinya sebagai pusat pendidikan dan riset unggulan di Indonesia dengan mengukuhkan dua profesor baru pada hari Senin, (11/12/2023) mendatang. Acara pengukuhan akan berlangsung secara hybrid di Gedung Samantha Krida UB. Kedua profesor baru tersebut adalah Prof. Dr. Dra. Erwin Saraswati, M.Acc dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Prof. Dr. Ir. Hardoko, M.S. dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK).
Prof. Dr. Dra. Erwin Saraswati, M.Acc sebagai Profesor aktif ke-27 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan ke-196 di UB, serta Profesor ke-355 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan UB.
Prof. Dr. Ir. Hardoko, M.S. sebagai Profesor aktif ke-21 di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan ke-197 di UB, serta menjadi Profesor ke-356 dari seluruh Profesor yang dihasilkan UB.
Prof. Dr. Dra. Erwin Saraswati, M.Acc: Pengembangan Konsep Creating Value Responsibility (CVR) dalam CSR
Dalam orasinya, Prof. Erwin menyoroti konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dengan mengenalkan modifikasi Creating Share Value (CSV) menjadi Creating Value Responsibility (CVR). Ia menekankan bahwa CSV lebih baik daripada CSR karena lebih menciptakan nilai daripada sekadar berbuat baik.
“Para pemangku kepentingan memiliki rasa tanggung jawab terhadap sesama pemangku kepentingan. Oleh karena itu, gagasan ini mempunyai keunggulan menciptakan strategi CSR yang dapat memberikan penciptaan nilai (value creation) bagi para pemangku kepentingan dan mengurangi unsur kapitalisme dalam CSV,” ujarnya saat jumpa pers, Jumat 8 Desember 2023 siang.
Konsep CVR yang dikembangkan oleh Prof. Erwin mencakup integrasi konsep fair-trade yang menekankan aspek sosial dan ramah lingkungan. Dengan fokus pada budaya Indonesia yang saling tolong-menolong, CVR diharapkan dapat memberikan strategi CSR yang tidak hanya menciptakan nilai bagi perusahaan tetapi juga mengurangi unsur kapitalisme yang terkait dengan CSV.
Meskipun CVR mendapat kritikan terkait penekanan terhadap ekonomi perusahaan, Prof. Erwin meyakinkan bahwa konsep ini membawa keunggulan dalam menciptakan strategi CSR yang memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan.
Prof. Dr. Ir. Hardoko, M.S.: Inovasi Pangan Fungsional “MINA SMART” untuk Meningkatkan Kecerdasan
Prof. Hardoko memperkenalkan inovasinya dalam bidang Ilmu Pangan Fungsional Hasil Perikanan. Ia merancang “MINA SMART,” minyak ikan tuna yang dihasilkan sebagai pangan fungsional untuk meningkatkan kecerdasan.
Industri pengolahan ikan di Indonesia, yang sebagian besar menghasilkan minyak ikan sebagai byproduct, dihadirkan sebagai peluang untuk mengembangkan MINA SMART. Melalui penelitiannya, Prof. Hardoko membuktikan bahwa minyak ikan tuna, khususnya yang mengandung DHA, dapat meningkatkan kecerdasan, membuktikan keunggulan MINA SMART dibandingkan dengan minyak tumbuhan.
Baca juga: Guru Besar dari FAPET dan FPIK UB Dikukuhkan, Sajikan Solusi Inovatif
“‘Mina Smart’ dapat dijadikan pangan fungsional untuk meningkatkan kecerdasan yang dapat dikembangkan untuk pengembangan sumberdaya manusia yang cerdas. Kekuatan ‘Mina Smart’ adalah bahan baku cukup berlimpah dan bisa untuk membantu atasi stunting di Indonesia,” ungkapnya.
Meskipun MINA SMART memiliki potensi besar untuk membantu mengatasi stunting di Indonesia, Prof. Hardoko mengakui bahwa produk ini memiliki kelemahan, seperti bau amis yang kuat dan ketidakstabilan terhadap oksidasi.
Orasi ilmiah dari kedua profesor ini diharapkan tidak hanya memberikan wawasan baru dalam dunia pendidikan tetapi juga berpotensi memberikan kontribusi besar dalam menghadapi tantangan kesehatan dan industri di masa depan. Riset ini menandai langkah penting UB dalam menjaga posisinya sebagai pusat pendidikan dan riset unggulan di Indonesia. (nid/skn)
Comments 1