Kanal24, Malang – Universitas Brawijaya (UB) kembali mengukuhkan profesor di Gedung Samantha Krida pada Minggu (13/08/2023). Kali ini, UB mengukuhkan profesor dalam bidang Ilmu Sosiologi Pertanian, yaitu Prof. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D. Ia dikukuhkan sebagai Profesor aktif ke 31 di Fakultas Pertanian (FP) dan Profesor aktif ke 174 di Universitas Brawijaya serta menjadi Profesor ke 328 dari seluruh Profesor yang telah dihasilkan oleh Universitas Brawijaya.
Dalam orasi ilmiahnya, Prof. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph.D memberikan pemaparan berjudul ”Perhebat Pembangunan Pertanian Dengan Pendekatan Tekno – Saintifik Progresif”
Paska reformasi, pendekatan Teknokratik dan saintifik cenderung ditinggalkan dalam perumusan kebijakan pembangunan termasuk di sektor pertanian, hasilnya, kebijakan menjadi tidak akurat dimana pedesaan tetap menyumbang angka kemiskinan, stunting, dan illiterasi tertinggi.
Pada kasus tersebut pendekatan yang digunakan adalah Tekno-saintifik Progresif (TsP), yang merupakan proses rekonstruksi konsep-konsep populer dalam pembangunan pertanian seperti konsep kawasan, level gerakan, aktor, kelompok, kelembagaan usaha, serta konsep belajar petani/penyuluhan.
Tekno-saintifik Progresif (TsP) memungkinkan konsep-konsep utama yang digunakan dalam pembangunan pertanian menjadi konsep yang “hidup” yang terus menyesuaikan dengan dinamika sosial ekonomi masyarakat sehingga selalu relevan digunakan
Dengan melakukan perombakan definisi berbagai konsep utama dalam pembangunan pertanian dengan menggunakan perkembangan teori sosial terkini, maka strategi menjadi lebih relevan dengan dinamika masyarakat. Akurasi terjadi karena konsep-konsep utama menjadi konsep “hidup” dan “dinamis” sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Terdapat tiga tahap Tekno-saintifik Progresif (TsP) yaitu rekontruksi konsep, modeling konsep, dan strategi implementasi pada skala tapak, ketiga tahapan ini sangat berguna untuk memastikan program pembangunan menjadi lebih akurat dan efisien, karena mendarat dengan akurat pada masyarakat sasaran.
Akurasi inilah yang akan menjadi kunci bagi keberhasilan suatu program pembangunan pertanian. (nid)