Menyambut tahun akademik 2022/2023, Universitas Brawijaya siap menyelenggarakan perkuliahan secara luring atau tatap muka. Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik UB Heri Prawoto Widodo, S.Sos., M.AB. menyampaikan, informasi mengenai perkuliahan luring ini sudah disebarkan ke seluruh civitas academica Universitas Brawijaya. Pelaksanaan perkuliahan luring ini tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti yang tertera dalam Surat Edaran Rektor nomor 7636/UN10/2022 tentang perkuliahan tahun akademik 2022/2023.
Dalam Surat Edaran tersebut, disebutkan bahwa masing-masing fakultas memiliki otoritas untuk mengatur teknis mengenai pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) yang diselenggarakan secara Luring/Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Sedangkan untuk penerapan protokol kesehatan akan diawasi langsung oleh Satuan Tugas Covid-19 masing-masing fakultas dan Sekolah Pascasarjana.
Sampai saat ini, UB sukses menyelenggarakan beberapa kegiatan secara luring seperti pelaksanaan wisuda Periode XIII dan XIV TA. 2021/2022 yang diadakan pada tanggal 6 dan 7 Agustus 2022.
“Kita sudah melakukan wisuda secara full luring, jadi justru yang daringnya ditiadakan. Kita bisa mengundang mahasiswa, memang tidak dioptimalkan kapasitas gedung. Kita hanya (mengundang) sekitar 70% dari kapasitas gedung. Kemudian untuk orang tua (keluarga), hanya dua orang yang bisa masuk ke dalam gedung,” tutur Heri.
Selain prosesi wisuda, UB sudah menggelar pelaksanaan UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) pada bulan Mei dan Juni lalu. UB juga menggelar beberapa acara hybrid (luring dan daring) seperti pengukuhan guru besar.
“Untuk pengukuhan guru besar atau profesor, itu juga sudah dilakukan secara hybrid. Tapi masih banyak yang hadir di kampus. Jadi ada undangan 200 orang untuk hadir di dalam gedung dan bisa mengikuti pidato pengukuhan profesor,” ujar Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik UB tersebut.
Heri mengungkapkan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dalam pelaksanaan perkuliahan luring kali ini. Melihat berbagai kegiatan luring yang sudah terlaksana dengan baik, maka dapat dipastikan bahwa perkuliahan tatap muka ini juga dapat terlaksana tanpa kendala selama menerapkan protokol kesehatan.
“Sebenarnya kita sudah melihat bahwa mayoritas mahasiswa sudah melakukan vaksin. Kemudian secara umum sudah tidak ada yang dikhawatirkan jika terjadi penyebaran virus. Tetapi kita tetap ada protokol, yang nantinya oleh fakultas akan diterapkan. Mulai dari kebersihan ruangan, cuci tangan, kemudian beberapa sudah memiliki alat deteksi suhu otomatis yang bisa mengukur suhu mahasiswa yang ingin masuk ke gedung,” jelas Heri.
Ia menambahkan, sementara ini belum ada ketentuan vaksin untuk mahasiswa yang akan mengikuti perkuliahan luring. Selain itu, pemberlakuan karantina bagi mahasiswa juga sudah ditiadakan. (nad)