Kanal24, Malang – Mahasiswa Universitas Brawijaya kembali menunjukkan semangat inovatifnya melalui ajang Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025. Salah satu tim dari Fakultas Pertanian UB (FPB) memperkenalkan karya mereka yang diberi nama “Ubi Gobis”, sebuah inovasi snack bar berbahan dasar ubi jalar dan chia seed yang menyasar kebutuhan masyarakat akan camilan sehat, praktis, sekaligus mampu mencegah risiko penyakit metabolik seperti diabetes.
Aurel, anggota tim dengan posisi sebagai anggota 1, menjelaskan latar belakang dari lahirnya gagasan “Ubi Gobis”. Menurutnya, masyarakat masa kini semakin disibukkan oleh berbagai aktivitas, yang sering kali menyebabkan pola makan menjadi tidak teratur. Ketika rasa lapar datang, pilihan yang paling mudah adalah junk food, meskipun tidak baik bagi kesehatan.
Baca juga:
Menuju PIMNAS 2025, UB Gelar Konsinyering Finalisasi Proposal PKM
“Dari situlah kami ingin menghadirkan solusi. Ubi Gobis hadir sebagai snack bar sehat yang tidak hanya praktis tetapi juga menyehatkan. Kami memilih ubi jalar karena bahan ini banyak dibudidayakan di Indonesia, khususnya Malang, dan memiliki indeks glikemik rendah sehingga aman bagi penderita diabetes maupun yang memiliki riwayat obesitas,” jelas Aurel.
Tak hanya itu, bahan utama kedua yaitu chia seed, menjadi penunjang utama dengan kandungan omega-3 dan serat yang tinggi. Chia seed dipilih sebagai alternatif sumber protein dan nutrisi selain kedelai, terutama untuk mereka yang alergi terhadap produk berbasis kedelai. “Ini yang menjadi keunggulan Ubi Gobis dibanding snack bar berbasis kedelai lainnya,” tambah Aurel.
Produk inovatif ini dirancang tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum yang aktif dan membutuhkan camilan penunda lapar yang menyehatkan. Target utama tim ini adalah menyasar konsumen dari lingkungan terdekat terlebih dahulu, seperti teman-teman mahasiswa dan civitas kampus, sebelum nantinya diperluas ke masyarakat umum dan pasar retail.
“Kami ingin agar masyarakat sadar bahwa mereka bisa tetap menjalankan aktivitas padat tanpa mengorbankan kesehatan. Dengan hanya satu snack bar Ubi Gobis, sudah cukup untuk menunda lapar dalam beberapa jam,” ujar Aurel dengan optimisme.
Menariknya, tim yang terdiri dari lima anggota ini telah menjalin komunikasi dengan sebuah CV lokal yang bergerak di bidang produksi ubi jalar. Langkah ini menjadi bentuk awal kolaborasi mereka dalam memperkuat rantai pasok bahan baku dan mendukung UMKM lokal, khususnya petani ubi jalar.
“Kami memang belum memiliki mitra resmi sejauh ini, tapi kami sudah menjalin kontak dengan pihak yang bergerak di bidang pengolahan ubi jalar. Ini menjadi langkah awal kami untuk pengembangan produk jangka panjang,” ungkapnya.
Dari sisi teknis, Aurel menjelaskan bahwa timnya telah menyelesaikan proposal PKM sesuai dengan buku panduan, melakukan revisi secara menyeluruh, hingga berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Saat ini, mereka tengah berada pada tahap konsinyering bersama PKM Center UB untuk menyempurnakan proposal sebelum akhirnya dikirimkan ke Dikti.
Baca juga:
Psikoedukasi UB Bimbing Siswa SMPN 10, Rancang Masa Depan Sejak Dini
“Harapan kami, inovasi ini tidak berhenti hanya di proposal saja. Kami ingin Ubi Gobis menjadi produk nyata yang bisa dinikmati masyarakat luas. Dari sisi kesehatan, dari sisi efisiensi waktu, hingga dari sisi pemberdayaan petani lokal,” tutup Aurel penuh semangat.
Dengan konsep yang kuat, relevansi isu yang diangkat, serta potensi keberlanjutan produk, Ubi Gobis menjadi salah satu contoh nyata bagaimana ide sederhana bisa menjawab persoalan kompleks masyarakat, sekaligus menjadi kontribusi nyata mahasiswa dalam mewujudkan gaya hidup sehat dan produktif di era modern. (nid/rey)