Kanal24, Kediri — Ketahanan pangan nasional tidak hanya bergantung pada sektor tanaman pangan, namun juga pada produktivitas peternakan yang mampu menyediakan protein hewani secara berkelanjutan. Salah satu tantangan terbesar di sektor ini adalah ketersediaan pakan berkualitas, terutama pada musim kemarau saat hijauan sulit didapat. Melihat persoalan ini, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Brawijaya Kediri menghadirkan inovasi sederhana namun berdampak besar bagi peternak lokal di Desa Sepawon, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri: pembuatan Urea Molasses Block (UMB).
Kegiatan demonstrasi pembuatan UMB ini digelar pada Rabu malam (9/07/2025) dan diikuti oleh para anggota kelompok ternak setempat. Program ini menjadi bagian dari misi KKN PSDKU UB untuk mendorong ketahanan pakan lokal sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional, sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs).
Alternatif Pakan yang Murah dan Mudah Diolah
UMB adalah pakan tambahan berbentuk padat yang terbuat dari campuran urea, molase (tetes tebu), dedak/pollard, garam, mineral mix, dan semen putih. Formulasi ini mampu meningkatkan kandungan nutrisi dalam ransum ternak ruminansia seperti sapi dan kambing.
Koordinator program kerja, Tegar Putra Buana, menyampaikan bahwa UMB menjadi solusi sederhana yang aplikatif untuk peternak skala kecil. “Pembuatan UMB cukup mudah dan bahannya bisa didapatkan di lingkungan sekitar. Ini sangat membantu peternak terutama saat musim kemarau,” ungkap Tegar.
Didampingi oleh wakil koordinator Nihayatuz Zein dan 13 mahasiswa lainnya, tim KKN menyampaikan materi singkat dan langsung mengajak peternak praktik membuat UMB di lokasi.

Diterima dengan Antusias oleh Peternak
Ketua Kelompok Ternak Desa Sepawon, Mariono, mengapresiasi program edukatif tersebut. “Selama ini kami hanya tahu pakan dari rumput dan dedak. Ternyata ada pakan tambahan seperti UMB yang bisa menambah gizi ternak. Bahan-bahannya pun tidak sulit dicari,” katanya.
Ia juga menambahkan bahwa pelatihan seperti ini baru pertama kali diberikan langsung oleh pihak luar kepada kelompok peternak mereka. Keterlibatan langsung peternak dalam praktik pembuatan UMB menjadi salah satu poin penting dalam keberhasilan transfer pengetahuan.
Menjaga Nutrisi Ternak, Meningkatkan Pendapatan Peternak
Demonstrasi ini tidak hanya sekadar pelatihan satu arah. Melalui tanya jawab dan diskusi, peternak dikenalkan pada manfaat strategis dari pemberian UMB secara rutin. Di antaranya adalah peningkatan bobot badan ternak, efisiensi pertumbuhan, dan optimalisasi produksi susu.
“Harapannya, peternak bisa memproduksi UMB secara mandiri setelah KKN berakhir. Dengan begitu, ketahanan pakan tidak tergantung pada kondisi musim, dan usaha ternak bisa berjalan secara berkelanjutan,” ujar Nihayatuz Zein.
Sinergi KKN dan SDGs
Program ini sekaligus menjadi bukti bahwa pelaksanaan KKN di desa-desa bukan sekadar kegiatan rutin mahasiswa, melainkan menjadi ruang intervensi nyata dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. Pengenalan UMB di Desa Sepawon menunjukkan bagaimana inovasi kecil bisa menghasilkan dampak besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Mahasiswa UB berharap, langkah awal ini dapat membuka jalan bagi kolaborasi lanjutan antara kampus dan kelompok peternak. Dengan begitu, edukasi dan inovasi bisa terus bergerak dari ruang kelas ke ladang-ladang dan kandang peternak di pelosok desa.(Din/Art)