KANAL24, Malang – Badan bantuan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Unicef, akan merekrut sejumlah operator terbesar di industri penerbangan untuk membantu mendistribusikan vaksin virus korona ke negara-negara miskin.
Berdasar sumber dari Bloomberg Rabu (18/11/2020) , Glyn Hughes, kepala kargo di Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), Unicef telah mengubungi sekitar 40 operator penerbangan untuk membuat rencana pengangkutan udara global dan untuk mengidentifikasi tugas komersial apa yang dapat dilakukan masing-masing pihak.
IATA membantu mengatur pertemuan tersebut. Unicef, yang sudah menjadi pembeli vaksin No. 1, memimpin upaya untuk mendapatkan dan mendistribusikan vaksin Covid ke 92 negara dengan dana dari program imunisasi GAV. Organisasi ini menyatukan badan-badan pemerintah, Organisasi Kesehatan Dunia, dan Bank Dunia. Delapan puluh negara berpenghasilan tinggi telah memilih organisasi itu untuk mendapatkan inokulasi yang akan mereka beli, dan memperluas rencana tersebut ke 70% dari populasi.
Hughes mengatakan, undangan ke sejumlah maskapai penerbangan itu dipicu oleh hasil uji coba tahap akhir yang positif pada dua calon vaksin yang dilaporkan oleh Pfizer Inc. dan Moderna Inc. Meskipun belum ada vaksin yang disetujui untuk digunakan, tetapi perhatian mulai dialihkan ke bagaimana agar vaksin-vaksin tersebut dapat didistribusikan, terutama ke negara-negara kurang mampu yang tidak memiliki sumber daya untuk pembelian massal.
Sekitar 30 maskapai kargo terbesar diundang untuk berpartisipasi dalam panggilan telepon, Senin lalu, kata Hughes. Masakpai-maskapai itu termasuk spesialis pengiriman ekspres seperti FedEx Corp. dan United Parcel Service Inc., serta operator kargo khusus seperti Cargolux Airlines International SA.
Grup maskapai dengan divisi kargo besar termasuk Deutsche Lufthansa AG juga ambil bagian, bersama dengan operator penumpang dengan pengalaman dalam memindahkan barang-barang khusus seperti Virgin Atlantic Airways Ltd. Peserta lainnya adalah maskapai regional dari Afrika, Amerika Latin dan Asia Tenggara, di mana pekerjaan akan difokuskan.
PT Garuda Indonesia (GIAA) termasuk dalam jajaran maskapai yang telah disertifikasi untuk mengangkut vaksin di dalam negeri. Dengan dengan populasi 270 juta tersebar di seluruh kepulauan terbesar di dunia, dengan kasus Covid-19 terbesar di Asia Tenggara, Indonesia disebut sebagai salah satu tantangan logistik terberat dalam mendistribusikan vaksin Covid-19.
Hughes mengungkapkan, upaya awal akan memberikan suntikan untuk sekitar 20% populasi lokal, dimulai dengan staf medis dan kelompok kunci lainnya. Penyuntikan kemungkinan besar diarahkan akan menggunakan vaksin dengan persyaratan suhu yang tidak terlalu menuntut, kata Hughes.
Dalam kondisi normal, Unicef memberikan bantuan kepada anak-anak dan memasok lebih dari 2 miliar suntikan dalam setahun, yang pada tahun 2019 bernilai hampir USD1,7 miliar.
IATA memperkirakan, kebutuhan untuk pengangkutan vaksin secara global setara dengan 8.000 pesawat kargo Boeing 747 berkapasitas 110 ton. Industri penerbangan global memiliki sekitar 2.000 kargo khusus yang biasanya membawa sekitar setengah dari semua barang yang diangkut melalui udara. Saat ini, sekitar 2.500 pesawat penumpang juga mengoperasikan layanan kargo.
Dengan kondisi tersbeut, kata Hughes, masih ada kekurangan besar yang hanya dapat diisi melalui pembukaan lebih banyak rute oleh pemerintah.
Meskipun operator kargo saat ini sedang sibuk menyambut musim Natal dan Tahun Baru dengan membawa persediaan barang untuk pengecer, Hughes mengatakan pesawat-pesawat tersebut tetap siap untuk memasuki tahun depan, dan beberapa diantaranya mungkin harus diparkir kembali.
“Hal terakhir yang kami inginkan adalah pesawat dikembalikan ke gurun,” ujar Hughes.(sdk)