KANAL24, Malang – UPT Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo telah melakukan study banding ke UB Forest untuk berdiskusi dan menemukan karakteristik ataupun keunikan dalam mengelola kawasan hutan.
“Setelah kami berdiskusi ternyata dapat disimpulkan bahwa terdapat persamaan yang dimiliki oleh UPT Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan dari UNS dan UB Forest yaitu permasalahan sosial atau terutama masyarakat yang berada di dalam dan juga yang melakukan aktivitasnya di kawasan hutan perlu mendapatkan binaan dari kita untuk diajak berkolaborasi bersama. Karena hutan ini sejatinya tidak untuk perguruan tinggi ataupun pemerintah tetapi hal ini diperuntukan bagi semua masyarakat. Tidak hanya sekitar tetapi dari hulu sampai hilir.” Kata Dwi Priyarianto, Kepala UPT Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan UNS saat ditemui di gedung layanan bersama UB (10/11/2021).
Kedepannya pihak UNS juga akan membangun jaringan Perguruan Tinggi yang mengelola KHDTK (Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus) agar nantinya permasalahan di kawasan hutan, khususnya dalam hal manajemen dibawah pengelolaan Universitas bisa didiskusikan dan saling belajar bersama untuk dapat menghasilkan solusi terbaik.
“Dari hasil diskusi menyimpulkan bahwa forum Universitas yang memiliki kawasan hutan pendidikan perlu diperkuat. Karena pada saat ini, kami dari pihak universitas telah mendapatkan wewenang untuk mengelola wilayah hutan sebagai kawasan pendidikan dan penelitian. Hal ini juga dilakukan untuk mengantisipasi isu – isu dan permasalahan yang terjadi di kawasan hutan pendidikan,” ujar Cahyo Prayugo, Plt Direktur UB Forest.
Pengelolaan kawasan hutan pendidikan tidak hanya melihat aspek – aspek yang bersifat teknisi saja. Namun juga perlu melihat aspek sosial di kawasan tersebut. Karena di beberapa kawasan hutan terkadang telah memiliki penghuni dalam kurun waktu yang cukup lama. Sehingga pendekatan secara sosial juga diperlukan.
“Saat ini, UB Forest tengah melakukan pendekatan sosial di kawasan hutan pendidikan dengan bentuk pendeketan sosial ekonomi. Harapannya dari adanya pendekatan sosial adalah tidak hanya kawasan hutan yang dapat lebih berkembang namun masyarakat yang hidup disekitarnya juga bisa lebih berdaya,” imbuhnya.
UB Forest selaku salah satu pengelola kawasan hutan pendidikan juga memiliki inovasi berupa pengembangan teknologi agroforesti. Salah satu contohnya adalah merevitalisasi tanaman kopi dengan teknik bruning, driming, dan meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. (sdk)