Kanal24, Malang – Nilam Aceh menjadi salah satu stand yang menarik perhatian pengunjung Stand Expo BUM-PT 2024 yang diselenggarakan dalam acara Silaturahmi Nasional III Forum Bisnis BUM-PT 2024 oleh PT. Brawijaya Multi Usaha (BUM) Universitas Brawijaya (UB) pada Senin hingga Rabu (10-12 Juni 2024) di Gor Pertamina UB. Hal ini dikarenakan Nilam Aceh membuat inovasi berbagai produk yang dibuat dari Minyak Nilam.
Nilam Aceh merupakan stand milik Universitas Syiah Kuala Aceh, yang dikelola oleh Dewi Suryani Sentosa dari Direktorat Bisnis dan Dana Lestari. Dewi menjelaskan bahwa unit ini bertugas mengatur dan mengembangkan berbagai produk inovatif yang berasal dari hasil riset unggulan universitas. Salah satu pusat unggulan tersebut adalah Atziri Center, yang dikenal sebagai pusat riset terbaik di Indonesia dalam bidang pengembangan produk dari minyak nilam.
Minyak nilam dari Aceh dikenal sebagai yang terbaik di dunia, namun para petani sering kali dihadapkan pada harga jual yang rendah, berkisar antara Rp200.000 hingga Rp300.000 per kilogram. Menyadari tantangan ini, Universitas Syiah Kuala mengembangkan berbagai produk turunan dari minyak nilam untuk meningkatkan nilai tambahnya. Produk-produk inovatif tersebut meliputi parfum, body care, hand cream, body mist, hand sanitizer, sabun cuci piring, dan skincare seperti Diona, yang semuanya sudah mendapatkan sertifikasi BPOM.
“70% minyak nilam di pasar dunia berasal dari Aceh. Oleh karena itu, kita harus bisa meningkatkan nilai tambahnya dengan menciptakan produk-produk turunan. Dengan begitu, kita bisa membantu meningkatkan kesejahteraan para petani,” ujar Dewi.
Usaha ini tidak hanya mendapatkan pengakuan di dalam negeri, tetapi juga di kancah internasional, dengan produk-produk mereka sudah menembus pasar Jerman dan Swiss. Baru-baru ini, produk-produk ini juga mendapatkan penghargaan dari International Labour Office (ILO) di Swiss.
Expo ini memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk tidak hanya membeli produk-produk inovatif tersebut, tetapi juga mempelajari proses pembuatannya. “Banyak pengunjung yang datang bukan hanya untuk membeli produk, tetapi juga ingin mengetahui proses pembuatannya. Kami menyediakan video penjelasan dan siap menjelaskan lebih lanjut. Bahkan, beberapa perusahaan dari Kalimantan seperti Indika sudah menunjukkan ketertarikan yang mendalam dan ingin belajar lebih banyak dari kami,” tambah Dewi.
Target utama dari partisipasi Universitas Syiah Kuala dalam expo ini adalah untuk memperkenalkan produk-produk inovatif mereka secara luas, sehingga bisa meningkatkan permintaan terhadap minyak nilam dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan para petani.
“Kami berharap dengan semakin populernya produk-produk ini, permintaan minyak nilam akan bertambah dan para petani bisa sejahtera. Ini adalah bentuk perjuangan kami untuk membantu petani dan memperjuangkan hak-hak mereka,” pungkas Dewi.
Expo BUM-PT 2024 ini diharapkan dapat menjadi ajang untuk mempromosikan berbagai inovasi dari universitas-universitas di Indonesia, serta membuka jalan bagi produk-produk tersebut untuk bersaing di pasar internasional. (lun/nid)