KANAL24, Malang – Konsep Green Campus diharapkan menjadi kultur yang mengakar dalam proses belajar mengajar Perguruan Tinggi di Indonesia, termasuk Universitas Brawijaya. Disampaikan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dr. Ir. Siti Nurbaya Bakar, M.Sc pada acara penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara KLHK dengan Universitas Brawijaya (23/1/2020) di Jakarta. Penandatanganan Nota Kesepahaman ini terkait dengan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.
Siti Nurbaya menyambut baik dan gembira atas inisiatif kerja sama yang secara resmi dituangkan dalam bentuk Nota Kesepahaman. Hal ini dimaksudkan untuk menegaskan komitmen bersama pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan.
“Kami berharap kerjasama ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat secara nyata dan untuk mendorong tercapainya keadilan sebagaimana amanah dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi,” ungkapnya.
Selanjutnya, Nota Kesepahaman ini akan ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Eselon I atau Kepala Satker sesuai dengan kewenangannya.
Sejumlah hal penting yang dapat segera ditindaklanjuti diantaranya tentang kajian perubahan iklim, pengembangan ekowisata dan SDGs (Sustainable Development Goals), produktivitas hutan produksi, pengendalian hama penyakit, pengendalian kebakaran hutan, pembinaan masyarakat sekitar hutan, pengembangan lembaga konservasi, dan perhutanan sosial khususnya agroforestri.
“Saya juga meminta agar segera ditindaklanjuti juga untuk kerjasama fasilitasi, pelatihan lapangan untuk pengelolaan sampah, daur ulang, dan recycling center, terutama terkait dengan circular economy,” imbuh Siti.
Pada kesempatan ini, diserahkan pula Surat Keputusan Penetapan Pengelolaan Lahan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) kepada Universitas Brawijaya, yang akan dijadikan laboratorium pendidikan di luar kampus utama. KHDTK ini seluas 544,74 ha dan UB merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi di Indonesia yang memiliki kawasan hutan tersebut.
Laboratorium pendidikan ini diharapkan bisa menjadi sarana penunjang pendidikan bagi mahasiswa, penelitian bagi dosen, dan pemberdayaan bagi masyarakat sekitar.
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Nuhfil Hanani juga menyambut baik adanya kerjasama ini.
“Saat ini kami telah memiliki pusat kajian agroforestri. Selain itu, kami akan mengembangkan sebagian lahan UB Forest menjadi pusat kegiatan yang bermanfaat seperti training center, pusat produksi kopi, dan pengembangan porang,” pungkas Nuhfil. (meg)