KANAL24, Jakarta – Bank Indonesia (BI) menyatakan jumlah utang luar negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2021 tumbuh melambat. Posisi ULN Indonesia pada akhir Juli 2021 tercatat sebesar USD415,7 miliar atau tumbuh 1,7 persen (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 2 persen (yoy), terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN Pemerintah.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, mengatakan ULN pemerintah sebesar USD205,9 miliar atau tumbuh 3,5 persen (yoy). Pertumbuhan ini lebih rendah dibandingkan Juni 2021 sebesar 4,3 persen (yoy). Perkembangan ini disebabkan oleh penurunan posisi Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan pembayaran neto pinjaman bilateral.
“Pemerintah berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas. Posisi ULN pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN,” kata Erwin dalam keterangannya, Rabu (15/9/2021).
ULN swasta tumbuh sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. ULN swasta pada Juli 2021 tumbuh rendah sebesar 0,1 persen (yoy), setelah mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen (yoy) pada Juni 2021. Pertumbuhan ULN swasta tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 1,5 persen (yoy).
Sementara itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi sebesar 5,1 persen (yoy) atau lebih rendah dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 6,9 persen (yoy). Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Juli 2021 tercatat sebesar USD207 miliar. Angka ini menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD207,8 miliar.
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 76,6 persen dari total ULN swasta.
“ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6 persen terhadap total ULN swasta,” sambungnya.
Struktur ULN Indonesia dipastikan tetap sehat karena didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada Juli 2021 juga tetap terkendali. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 36,6 persen atau menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,5 persen.
“Struktur ULN Indonesia tetap sehat, ini ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 88,3 persen dari total ULN,” pungkas Erwin.(sdk)