KANAL24, Jakarta – Minyak berjangka merosot 2% ke posisi terendah tiga bulan, Senin, karena angka kematian dari virus korona China meningkat, membatasi aktivitas traveling dan memicu ekspektasi perlambatan permintaan minyak mentah.
Harga minyak mentah Brent, patokan internasional, ditutup anjlok USD1,37 atau 2,3% menjadi USD59,32 per barel, level terendah sejak 21 Oktober, demikian laporan Reuters , di New York, Senin (27/1) atau Selasa (28/1/2020) pagi WIB.
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah West Texas Intermediate, menyusut USD1,05 atau 1,9% menjadi USD53,14 per barel, tingkat terendah sejak 2 Oktober.
Bursa saham global–yang cenderung diikuti harga minyak–juga merosot karena investor semakin cemas tentang krisis yang semakin meluas. Permintaan melonjak untuk aset safe-haven , seperti yen Jepang dan US Treasury.
Jumlah korban akibat coronavirus itu naik menjadi 81 orang dan pemerintah China memperpanjang liburan Tahun Baru Imlek menjadi 2 Februari, berupaya menjaga sebanyak mungkin orang di rumah untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Upaya penguncian tersebut juga menyebar di sejumlah kota di China dan pembatalan penerbangan mengancam salah satu area pertumbuhan permintaan minyak global yang paling stabil, dengan bahan bakar jet menyumbang sekitar 15% dari pertumbuhan permintaan di China, kata RBC Capital Markets dalam sebuah laporan.
Sementara itu, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, sekutu dalam Organisasi Negara Eksportir Minyak ( OPEC ), mencoba untuk mengecilkan dampak virus tersebut, Senin, dengan Riyadh, pemimpin OPEC secara de-facto , mengatakan kartel itu bisa merespons terhadap setiap perubahan permintaan.
Sumber OPEC mengatakan ada “diskusi awal” di antara OPEC + untuk perpanjangan pemotongan pasokan minyak saat ini di luar Maret, dan kemungkinan pemangkasan lebih dalam juga merupakan pilihan, jika ada kebutuhan, dan jika penyebaran virus China berdampak terhadap permintaan minyak.
Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman Al-Saud mengatakan dia merasa yakin virus baru itu akan tertangani.
OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC +, menahan pasokan untuk mendukung harga minyak selama hampir tiga tahun dan pada 1 Januari, meningkatkan pengurangan output yang disepakati sebesar 500.000 barel per hari (bph) menjadi 1,7 juta bph hingga Maret.
Harga minyak mentah Brent anjlok hampir seperlima sejak peningkatan ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran secara singkat mengangkat harga di atas USD70 per barel pada 8 Januari. (sdk)