Kanal24, Malang – Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) menggelar program Visiting Professor bertajuk “Global Challenge and Solutions in Dermatology and Venereology: from Research to Daily Practice” pada Senin hingga Selasa, 26–27 Mei 2025. Acara ini menjadi wadah kolaborasi internasional untuk membahas permasalahan kulit dan kelamin secara mendalam, dari riset hingga praktik klinis sehari-hari.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menghadirkan sejumlah narasumber dari dalam dan luar negeri, termasuk pakar dermatologi dari India, sebagai bagian dari kerja sama internasional yang difasilitasi oleh International League of Dermatological Societies (ILDS). Acara ini dihadiri oleh lebih dari 400 peserta, yang terdiri dari mahasiswa program sarjana semester empat, mahasiswa magister biomedik, serta para residen program studi spesialis dermatologi dan venereologi.
Baca juga:
Puluhan Guru Besar FK UB Kritisi Kebijakan Menkes
Dr. dr. Dhelya Widasmara, selaku Ketua Panitia dan dosen FK UB, menjelaskan kepada Kanal24 pada Selasa (27/05/2025) bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. “Sharing ilmu antarnegara ini menjadi upaya untuk memperkuat pendidikan mahasiswa, memperkaya riset, dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penyakit kulit,” ujarnya.

Salah satu topik yang dibahas secara khusus dalam forum ini adalah penyakit infeksi tropis seperti scabies, yang masih menjadi masalah besar secara global. Indonesia bahkan menempati peringkat pertama di dunia untuk prevalensi scabies, sebuah fakta yang menekankan pentingnya edukasi dan riset berkelanjutan dalam penanganan penyakit kulit.
Tak hanya membahas infeksi tropis, para narasumber juga menyampaikan materi terkait kemajuan teknologi dalam dermatologi, termasuk pemanfaatan eksosom dan tren kosmetik medis. Dalam sesi bedah ilmu, peserta diajak memahami pendekatan terkini dalam pengobatan kulit yang terus berkembang, khususnya di era digital dan media sosial.
“Di zaman digital seperti sekarang, tantangan juga ada di promosi kesehatan melalui media sosial. Kita perlu tahu bagaimana strategi yang efektif agar edukasi kesehatan bisa menjangkau masyarakat luas,” tambah Dhelya. Ia juga menekankan pentingnya memperbarui ilmu secara berkala karena ilmu kedokteran terus berkembang dari waktu ke waktu.
Baca juga:
FK UB Juara Dunia di Ajang Internasonal SIMPIC 2025
Selain itu, pada hari pertama acara telah dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Fakultas Kedokteran UB dengan mitra internasional sebagai bentuk komitmen berkelanjutan untuk kerja sama akademik dan riset. Dhelya menyampaikan bahwa pertemuan ini juga menjadi tindak lanjut dari aktivitas akademik sebelumnya yang telah ia jalankan bersama mitra luar negeri.
Dengan semangat kolaboratif dan dukungan penuh dari Universitas Brawijaya, acara Visiting Professor ini diharapkan menjadi awal dari banyak program serupa yang akan memperkuat posisi UB di kancah global dalam bidang dermatologi dan venereologi.
“Intinya, kami ingin mahasiswa bisa memahami tantangan nyata di lapangan, terus mengembangkan diri, dan menjadikan ilmu yang mereka pelajari sebagai solusi konkret di masyarakat,” pungkas Dhelya. (nid/din)