Kanal24 – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyebut Jawa Timur merupakan pusat ekonomi Asia Tenggara dan menjadi destinasi yang sangat menarik untuk melakukan investasi.
“Jawa Timur adalah penyumbang ekonomi terbesar kedua setelah DKI Jakarta, jumlah kontribusinya sekitar seperenam perekonomian Indonesia dari 38 provinsi. Padahal secara jumlah penduduk, Jatim hanya terbesar kedua setelah Jawa Barat,” ujar Wagub Emil di Surabaya (23/2/2023).
Emil mengungkapkan pada kongres Asean Mayor Forum 2022 bahwa hampir setengah dari ekonomi ASEAN terdapat di Indonesia dan Jawa Timur sendiri telah memberikan kontribusi sebesar hampir 7 persen terhadap perekonomian ASEAN.
“Sumbangsih Jatim kepada ASEAN ini disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi pascapandemi COVID-19,” kata orang nomor dua di Pemprov Jatim tersebut.
Menurut Emil, yang dulunya menjabat sebagai Bupati Trenggalek, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mengalami kontraksi dan mencapai angka -2,33 persen, yang lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Pada tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur meningkat menjadi 3,56 persen. Namun, pada tahun 2022, pertumbuhan ekonomi tersebut mengalami peningkatan dan melebihi rata-rata nasional dengan angka 5,34 persen.
“Pertumbuhan ekonomi kita sempat mengalami kontraksi di tahun 2020, tapi perlahan melalui upaya pemulihan ekonomi nasional mampu tumbuh di atas rata-rata nasional menjadi 5,34 di tahun 2022,” kata dia.
Emil Dardak menilai bahwa peluang terjadinya resesi di Indonesia sangat kecil, sekitar 2 persen, melihat angka pertumbuhan ekonomi yang meningkat dan penurunan inflasi.
Emil Dardak menambahkan bahwa data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan tren pertumbuhan investasi di Jawa Timur selama 5 tahun terakhir sangat menggembirakan.
Terdapat peningkatan signifikan pada tahun 2022 sebesar 38,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, realisasi penanaman modal asing meningkat sebesar 66,7 persen dan penanaman modal dalam negeri meningkat 24,5 persen.
“Ini karena di antara negara-negara Asia Tenggara, Jawa Timur sudah menjadi salah satu primadona investasi. Contohnya, Singapura berkontribusi sebesar 15,1 persen dengan realisasi Rp1,70 triliun di Jatim. Kami memberikan banyak kemudahan untuk para investor dan semua pemangku kepentingan atau stakeholder,” ujar dia.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa inflasi di Indonesia pada bulan Januari 2023 berada dalam rentang yang terkendali. Inflasi pada bulan tersebut mengalami penurunan menjadi 5,28 persen (YoY), dibandingkan dengan angka inflasi pada bulan Desember 2022 sebesar 5,51 persen (YoY).
Dengan angka tersebut, baik Indonesia maupun Jawa Timur memiliki peluang untuk bangkit dan terhindar dari inflasi serta resesi.
“Kita perlu mengingat bahwa definisi resesi adalah mengalami kontraksi dua triwulan berurut-turut. Kita masih punya 98 persen peluang untuk terhindar dari inflasi. Semoga tidak mengalami itu,” kata dia.
Suami Arumi Bachsin itu melanjutkan, bahwa 40 komponen penyumbang inflasi sebesar 40 persen lebih tak menyangkut bahan pangan, melainkan bahan bakar, harga PDAM, harga kontrakan, dan faktor lainnya.
“Untuk menyelesaikan masalah inflasi kita tidak bisa menangani masalah pangan saja,” kata Emil.