KANAL24, Jakarta – Pelaku industri tekstil merasa sangat terpukul dengan wabah corona yang saat ini melanda Indonesia. Sejumlah order yang masuk ke perusahaan banyak yang dibatalkan oleh calon buyer yang tentunya berpengaruh pada cashflow perusahaan, sementara di saat yang sama perusahaan anggota Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) tetap harus membayar biaya produksi termasuk upah tenaga kerjanya.
Ketua Umum API, Jemmy Kartiwa Sastraatmaja, mengatakan wabah corona yang mendera Indonesia membuat sebagian perusahaan anggota API belum bisa kembali beroperasi penuh. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi potensi penyebaran virus covid-19. Tidak beroperasinya penuh produsen tekstil juga lantaran buyer menurun drastis akibat wabah corona.
“Market tiap minggu berubah, Tanah Abang sudah banyak yang tidak beroperasi, ini daya serap tekstil dalam negeri menurun. Ini mengakibatkan sales juga turun,” kata Jemmy dalam konferensi pers via daring, Senin (23/3/2020).
Jemmy meminta agar pemerintah tidak membuka pintu impor untuk menjaga permintaan pasar dalam yang saat ini mengecil karena wabah Covid-19. Hal ini diperlukan untuk menjaga keberlangsungan industri tertua di Indonesia. API sendiri komitmen untuk terus mempertahankan hak-hak para pekerjanya di saat situasi yang sulit seperti saat ini. Termasuk menghindari upaya pengurangan karyawan di tengah produktiftas industri melemah.
“Kita lihat dulu pangsa pasarnya seperti apa? Sejauh apa kemampuan, PHK (pemutusan hubungan kerja) ini dilematis, anggota API sangat menghindari PHK,” pungkas Jemmy. (sdk)