KANAL24, Malang – Walikota Malang, Drs H. Sutiaji menghadiri Internasional Conference of Heritage and Culture in the Integrated Urban Context 2019 (HUNIAN 2019). Konferensi digelar kamis (24/10/2019) di Fakultas Teknik UB.
Menjadi salah satu pembicara dalam konferensi itu, Sutiaji menjelaskan tentang bagaimana pengembangan dan pengelolaan kota Malang yang merupakan sebagai salah satu kota bersejarah dan memiliki kekayaan warisan budaya di Indonesia. Dalam hal ini, Ia berbicara mengenai daerah Kayutangan Kota Malang.
“Komitmen kami untuk menghormati orang dan sejarah agar kita tidak lepas dari jati diri bangsa. Salah satunya dengan Malang Heritage Destination. Kita ingin bangunan di Kota Malang tidak terlalu tinggi karena yang kita jual adalah viewnya. Namun saat dibatasi, investor enggan untuk berinvestasi disini. Akhirnya, kita sepakati tinggi bangunan maksimal 20 lantai. Sekarang, ada banyak investor yang tertarik, kurang lebih 8-10 Triliun yang mau investasi di Kota Malang,” paparnya.
Sutiaji melanjutkan, ada 2 pembagian di daerah Kayutangan, yakni kawasan heritage dan bangunan heritage.
“Kita sudah punya kawasan cagar budaya dan kedepan bangunan-bangunan ini akan kita kuatkan tentunya dengan insentif dan disinsentif supaya itu bisa terus menerus bangunannya tetap menjadi cagar budaya,” tambah pria kelahiran Lamongan tersebut.
Sudah dideklarasikan bahwa di Kayutangan akan menjadi ibukota cagar budaya. Kedepan, menurut politi Partai Demokrat itu nanti akan jadi satu jalur, jaringan WiFi akan diperkuat. Kemudian bagi turis yang ingin ke Bromo tidak perlu menunggu di tempat lain. Karena, disana akan dibangun kafe-kafe beserta hiburan. Pejalan kaki juga menjadi prioritas bagi Sutiaji, trotoar akan dijadikan satu arah yakni dari utara.
Cagar Budaya ini pada tahun 2019 sudah memasuki tahapan lelang dan telah mendapat 34 M dari Pemerintah Pusat. Rencananya, tahun 2020 mendatang mulai dibangun dan selesai pada tahun 2021.
“Nanti, ini hasilnya tidak seperti Braga dan Malioboro tapi lebih baik karena kelebihannya disana transaksi pakai e-money. Sesuai dengan Kota Malang adalah kota yang kreatif, jadi harus beda dengan yang lain,” pungkasnya. (meg)