KANAL24, Jakarta – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengungkapkan pemanfaatan teknologi digital merupakan kebutuhan mendesak bagi pelaku pasar modal untuk mendorong percepatan pertumbuhan investasi syariah. Namun pada praktiknya harus dibarengi dengan kualitas sumber daya manusia yang adaptif dan berdaya saing.
Hal tersebut disampaikan Ma’ruf dalam acara Sharia Investment Week 2021 di Jakarta, Kamis (11/11). Dia menilai, pada dasarnya pemanfaatan teknologi digital bisa menjadi peluang dan sekaligus tantangan bagi kemajuan ekonomi dan keuangan syariah.
“Inovasi berbasis digital dan perluasan digitalisasai layanan yang terintegrasi ke berbagai sektor menjadi kebutuhan yang mendesak saat ini. Tidak hanya untuk memberikan kemudahan akses bagi masyarakat, tetapi juga untuk meningkatkan percepatan pertumbuhan investasi syariah,” papar Wapres.
Namun demikian, jelas dia, pengembangan teknologi digital juga harus didukung kualitas SDM yang adaptif, mandiri, produktif dan berdaya saing. “Saya berharap seluruh pihak dapat terus berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, khususnya pasar modal syariah,” ucap Ma’ruf.
Seiring dengan program pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, pasar modal syariah menunjukkan peranannya dengan mencatatkan kinerja pertumbuhan yang signifikan. Hal ini tercermin dari investor saham
syariah Indonesia yang mencetak milestone terbaru, yaitu pencapaian 102.426 investor atau meningkat 734 persen dalam lima tahun terakhir, dengan tingkat keaktifan mencapai 30,7 persen.
Per Oktober 2021, komposisi pasar saham syariah di Indonesia masih dominan, dengan jumlah saham syariah mencapai 56,9 persen dari total saham yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan kapitalisasi pasar saham syariah mencapai 45,6 persen dari total kapitalisasi pasar saham.
Sementara itu, rata-rata nilai transaksi harian perdagangan saham syariah berkontribusi sebesar 52,6 persen, rata-rata frekuensi transaksi harian sebesar 58,1 persen dan volume transaksi harian berkontribusi 47,2 persen.(sdk)