Kanal 24, Malang – Aroma fermentasi yang manis menyeruak dari ember-ember kecil di sudut Balai Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Pada Kamis (17/07/2025), para ibu rumah tangga terlihat antusias mengaduk potongan sayur dan batang pisang yang dicampur larutan gula merah dan cairan EM4. Inilah suasana pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang digelar oleh mahasiswa Kelompok 03 KKN Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya (FIA UB).
Dengan tema “Pemanfaatan Limbah Dapur sebagai Pupuk Organik”, kegiatan ini menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa dalam membangun solusi lokal berbasis lingkungan. Acara tersebut mendapat bimbingan langsung dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos., M.AB, dan didukung perangkat desa serta komunitas EcoLiving.
Baca juga:
Mahasiswa PSDKU UB Kediri Ubah Limbah Kulit Nanas Jadi Sabun
Edukasi Langsung dari Komunitas Zero Waste
Acara dimulai pukul 15.00 WIB dengan sesi registrasi dan pembagian brosur panduan yang berisi langkah-langkah pembuatan POC. Brosur disusun dalam bahasa yang sederhana dan dilengkapi ilustrasi agar mudah dipahami oleh peserta, mayoritas ibu rumah tangga.
Setelah sambutan dari perangkat desa dan Koordinator Kelompok KKN 03, sesi materi pun dimulai. Materi utama disampaikan oleh narasumber dari komunitas EcoLiving — organisasi yang bergerak di bidang pengurangan sampah makanan dan gaya hidup zero-waste sejak tahun 2023.
Narasumber memaparkan secara komprehensif tentang pentingnya pengolahan limbah organik rumah tangga menjadi pupuk. Ia juga menjelaskan bahwa POC dapat dibuat dari bahan-bahan dapur seperti sisa sayur, buah-buahan, batang pisang, air cucian beras, dan air kelapa. Fermentasi dilakukan secara alami dengan bantuan mikroorganisme dari cairan EM4.
Praktek Langsung yang Interaktif
Setelah materi, peserta diajak melakukan praktik langsung meracik POC. Di bawah bimbingan panitia dan narasumber, warga memotong bahan, mencampur larutan, dan menyusun alat fermentasi seperti jerigen dan selang ventilasi.
Sesi ini menjadi yang paling interaktif. Banyak peserta yang aktif bertanya dan berdiskusi, bahkan mencatat tips agar fermentasi tidak gagal. “Selama ini saya buang kulit sayur dan buah, sekarang jadi tahu bisa dimanfaatkan untuk pupuk. Nggak nyangka ternyata semudah itu bikinnya,” ujar salah satu peserta yang terkesan dengan kesederhanaan proses tersebut.
Penyerahan Sertifikat dan Modul Panduan
Sebagai bentuk penghargaan, panitia menyerahkan sertifikat kepada pemateri dari EcoLiving. Peserta juga menerima panduan cetak untuk digunakan saat membuat POC secara mandiri di rumah. Acara ditutup dengan sesi tanya jawab terbuka dan foto bersama seluruh peserta, pemateri, perangkat desa, dan tim KKN sebagai dokumentasi kegiatan.
Baca juga:
Siswa Wonoagung Belajar Emosi dan Wirausaha Bareng FISIP UB
Kaitan dengan SDGs dan Harapan ke Depan
Kegiatan ini selaras dengan beberapa poin Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Di antaranya SDG 12 tentang konsumsi dan produksi bertanggung jawab, SDG 13 tentang penanganan perubahan iklim, serta SDG 15 tentang pelestarian ekosistem darat. Melalui pengurangan sampah organik dan penerapan pertanian pekarangan, warga diajak menjadi bagian dari solusi lingkungan yang berkelanjutan.
Mahasiswa KKN berharap kegiatan ini bisa menjadi awal dari gerakan perubahan perilaku dalam mengelola sampah rumah tangga. Dari limbah dapur, warga dapat menghasilkan pupuk organik yang tak hanya berguna bagi tanaman, tapi juga membawa nilai bagi lingkungan dan ketahanan pangan keluarga.
Kegiatan ini membuktikan bahwa perubahan besar dalam pelestarian lingkungan bisa dimulai dari langkah kecil dari rumah sendiri, bersama warga desa.