Kanal24 – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengingatkan warga tentang dampak hujan lebat yang diperkirakan akan terjadi di beberapa daerah pada akhir tahun.
Berdasarkan prakiraan dampak, beberapa wilayah di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur akan memiliki status siaga untuk menghadapi dampak hujan lebat dari 28 hingga 30 Desember 2022.
“Wilayah tersebut diprakirakan dapat mengalami hujan lebat yang berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi berupa banjir, genangan, dan tanah longsor,” katanya di Jakarta (28/12/2022).
Ia menyatakan bahwa hujan lebat dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam debit air sungai, yang dapat mengakibatkan banjir dan banjir bandang.
Selain itu, hujan lebat juga dapat menyebabkan tanah longsor, guguran batu, atau erosi tanah di daerah dataran tinggi serta lereng perbukitan dan gunung.
Oleh karena itu, Dwikorita mengingatkan pemerintah daerah dan warga yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai dan daerah perbukitan untuk meningkatkan kewaspadaan dan siap sedia menghadapi potensi bencana alam saat hujan lebat terjadi selama waktu yang lama.
“Mohon kepada masyarakat untuk berhati-hati jika beraktivitas di luar rumah. Jika tidak ada keperluan mendesak, maka sebaiknya di rumah saja menunggu cuaca kembali normal,” katanya.
Guswanto, Deputi Meteorologi BMKG, menjelaskan bahwa potensi terjadinya cuaca ekstrem pada akhir tahun disebabkan oleh berbagai fenomena dinamika atmosfer di sekitar Indonesia, termasuk fenomena Monsun Asia, seruakan dingin, terbentuknya pusat tekanan rendah di sekitar Australia, serta fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif bersamaan dengan fenomena gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial.
Menurutnya, fenomena-fenomena tersebut berpotensi menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi, peningkatan kecepatan angin permukaan, serta peningkatan tinggi gelombang di perairan sekitarnya.
“Kepada masyarakat, kami imbau untuk tidak panik tetapi tetap waspada, dan terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG. Pangkas dahan dan ranting pohon yang rapuh serta kuatkan tegakan tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang,” katanya.