Kanal24 – Sejak penyakit cacar monyet masuk ke Indonesia, kewaspadaan terhadap penyakit ini semakin meningkat. Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan terdapat 8 kasus positif cacar monyet atau monkeypox (mpox) di Jakarta. Selain itu, ada sembilan orang dengan status suspek mpox.
Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ngabila Salama, menyatakan, “Update monkeypox DKI Jakarta per 23 Oktober 2023 jam 10.00, kasus positif delapan orang. Suspek atau terduga bergejala: sembilan orang.” Tujuh pasien positif cacar monyet diisolasi di rumah sakit, sementara satu orang telah pulih dari penyakit tersebut.
Mengutip dari Halodoc, Cacar Monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox dan ditandai dengan bintil bernanah pada kulit. Penyakit ini pertama kali muncul di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Meskipun tidak sering terjadi, pemahaman tentang penyakit ini menjadi penting untuk mencegah penyebarannya dan memberikan perawatan yang tepat.
Penyebab Cacar Monyet
Cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox, yang termasuk dalam kelompok Orthopoxvirus. Virus ini awalnya menular dari hewan ke manusia melalui cakaran atau gigitan hewan yang terinfeksi, seperti monyet, tikus, atau tupai. Penularan juga dapat terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang terinfeksi. Penularan antarmanusia bisa terjadi melalui percikan liur yang masuk melalui mata, mulut, hidung, atau luka di kulit, meskipun membutuhkan kontak yang lama.
Gejala Cacar Monyet
Gejala cacar monyet muncul 5–21 hari setelah terpapar virus monkeypox. Gejala awal cacar monyet mencakup demam, kelelahan, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang ditandai dengan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. Setelah itu, ruam akan muncul di wajah dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti lengan atau tungkai. Ruam tersebut berkembang dari bintil berisi cairan hingga berisi nanah, pecah, dan berkerak, yang kemudian menyebabkan borok di permukaan kulit.
Kapan Harus ke Dokter
Jika Anda mengalami gejala seperti cacar air dan bintil berisi cairan berubah menjadi nanah, khususnya jika Anda memiliki kontak dengan hewan seperti monyet atau tupai atau baru-baru ini bepergian ke negara dengan kasus cacar monyet, segera periksakan diri ke dokter.
Diagnosis Cacar Monyet
Dokter akan memeriksa gejala dan jenis ruam yang muncul. Riwayat perjalanan ke daerah dengan kasus cacar monyet juga akan ditanyakan. Diagnosis lebih lanjut dapat dilakukan melalui tes darah, tes usap tenggorokan, atau biopsi kulit untuk melihat keberadaan virus dalam tubuh.
Pengobatan Cacar Monyet
Hingga saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk cacar monyet. Penyakit ini umumnya sembuh dengan sendirinya dalam 2–4 minggu. Vaksin cacar (smallpox) dapat digunakan untuk mencegah penyebaran cacar monyet.
Beberapa negara menggunakan tecovirimat untuk mengatasi cacar monyet. Tecovirimat bekerja dengan menghambat perkembangan virus cacar monyet. Penggunaannya terbatas pada pasien dengan berat badan tertentu.
Komplikasi Cacar Monyet
Cacar monyet memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi, tetapi bisa menimbulkan komplikasi. Risiko komplikasi yang serius lebih tinggi pada anak-anak, individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, yang belum divaksinasi, atau yang tinggal di daerah dengan sanitasi buruk. Komplikasi meliputi infeksi bakteri, paru-paru, radang otak (ensefalitis), dan infeksi kornea (keratitis).
Pencegahan Cacar Monyet
Pencegahan utama melibatkan menghindari kontak dengan hewan primata, pengerat, atau individu yang terinfeksi. Perilaku higienis, seperti mencuci tangan secara teratur, juga merupakan langkah pencegahan penting. Dokter memberikan vaksin smallpox kepada petugas medis yang merawat pasien cacar monyet, dan penggunaan alat pelindung diri diperlukan saat merawat pasien.
Kontak dengan hewan peliharaan yang dicurigai terinfeksi perlu dihindari, dan hewan tersebut harus segera mendapatkan perawatan dari dokter hewan. Jika hewan peliharaan menunjukkan gejala cacar monyet, seperti demam, mata merah, hidung berair, atau ruam di kulit, segera hubungi dokter hewan.
Penting untuk meningkatkan kewaspadaan dan tindakan pencegahan untuk mencegah penyebaran cacar monyet di Indonesia. Jika Anda mengalami gejala mencurigakan atau memiliki kontak dengan kasus cacar monyet, segera periksakan diri ke dokter dan ikuti petunjuk yang diberikan oleh otoritas kesehatan setempat.