Kanal24, Malang – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan para orang tua agar lebih waspada terhadap aktivitas anak-anak di dunia digital. Pasalnya, kelompok berpaham radikal kini mulai menggunakan game online sebagai sarana sistematis untuk merekrut anak muda.
Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi BNPT, Mayor Jenderal TNI Sudaryanto, menyampaikan bahwa modus baru ini telah terdeteksi di sejumlah platform permainan daring, salah satunya Roblox. “Sekarang sudah ada upaya sistematis dari kelompok berpaham radikal untuk merekrut anak-anak muda lewat game online,” ujarnya, dikutip dari Antara, Kamis (9/10/2025).
Menurut Sudaryanto, proses perekrutan biasanya dimulai dari interaksi antar pemain di dalam game. Setelah anak-anak merasa tertarik dan nyaman, mereka digiring ke grup percakapan di WhatsApp atau Telegram untuk diberikan pemahaman intoleran dan radikal.
Baca juga:
Pertolongan Pertama Saat Orang Terdekat Berisiko Bunuh Diri
Orang Tua Jadi Garda Terdepan Pengawasan Digital
Sudaryanto menegaskan pentingnya pengawasan orang tua, terutama ibu, dalam mendampingi anak-anak bermain game atau menggunakan ponsel pintar. Ia mengingatkan bahwa baik anak maupun orang tua sering kali tidak menyadari bahwa perlahan mereka telah diarahkan ke jalur yang berbahaya.
“Dari bermain, anak-anak bisa berkomunikasi dengan orang lain. Setelah tertarik, mereka digiring ke grup tertentu. Di situlah mulai diberikan pemahaman yang salah. Karena itu, pengawasan orang tua sangat dibutuhkan,” jelasnya.
Meski Indonesia saat ini tidak mengalami aksi terorisme besar, Sudaryanto menilai potensi radikalisme tetap ada dan tidak boleh diremehkan. “Ini tanggung jawab kita bersama. BNPT tidak bisa bekerja sendiri. Semua dimulai dari rumah, dari peran ibu,” tambahnya.
Perempuan sebagai Pilar Toleransi dan Moderasi
Dalam kesempatan yang sama, Sudaryanto menyoroti pentingnya peran perempuan dalam menjaga keluarga dari pengaruh ideologi ekstrem. Ia menyebut bahwa nilai-nilai kehidupan seperti toleransi dan moderasi beragama pertama kali ditanamkan oleh ibu di lingkungan rumah.
“Perempuan adalah benteng keluarga. Dari merekalah anak-anak belajar nilai dasar kehidupan, termasuk toleransi,” ucapnya.
Sudaryanto juga mengapresiasi keterlibatan para tokoh perempuan dan aktivis masyarakat dalam Dialog Kebangsaan yang diadakan BNPT di Sumatera Barat. Ia berharap kegiatan serupa dapat memperkuat narasi perdamaian dan memperluas jaringan agen moderasi beragama di berbagai daerah.
“Saya yakin para ibu di sini bisa menjadi media penyampai pesan-pesan toleransi dan moderasi. Mari kita jaga Sumatera Barat agar tetap damai, toleran, dan sejahtera,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa dukungan lintas pihak, termasuk dari Komisi XIII DPR RI, sangat dibutuhkan untuk memperkuat semangat kebangsaan serta mencegah penyebaran ideologi radikal di tengah masyarakat.
DPR Ingatkan Bahaya Penyusupan Ideologi di Dunia Maya
Anggota Komisi XIII DPR RI Shadiq Pasadigoe turut menegaskan pentingnya keterlibatan keluarga dalam pencegahan radikalisme. Menurutnya, penyebaran ideologi kekerasan kini semakin marak di media sosial dan dunia digital, termasuk di platform permainan daring yang digemari anak muda.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini karena dialog seperti ini sangat penting untuk memperkuat pemahaman moderat agar masyarakat tidak terpapar paham yang mengancam keutuhan NKRI,” ujarnya.
Shadiq juga menyoroti capaian positif Indonesia yang berhasil mencatat zero attack terrorism atau nol serangan terorisme sepanjang tahun 2023, berkat kerja keras seluruh pihak. Namun, ia mengingatkan masyarakat agar tidak lengah.
“Pola ancaman kini semakin halus, menyusup melalui ruang digital. Karena itu, Dialog Kebangsaan harus terus digelorakan agar nilai Pancasila dan semangat toleransi tertanam kuat di generasi muda,” tegasnya.
Baca juga:
Chatbot AI Ternyata Mudah Dimanipulasi Manusia
Ia menilai program BNPT yang mengedepankan pendekatan humanis, edukatif, dan inklusif merupakan langkah tepat dalam menangani radikalisme. “Pendekatan yang mengedukasi dan memberdayakan masyarakat jauh lebih membekas daripada langkah represif. Saya berharap kegiatan seperti ini tidak berhenti di Padang, tetapi menjadi gerakan nasional,” tutup Shadiq.
Dengan meningkatnya ancaman penyusupan ideologi ekstrem melalui dunia digital, BNPT menegaskan bahwa keluarga adalah benteng pertama dalam melawan radikalisme. Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan DPR, diharapkan kesadaran kolektif untuk menjaga ruang digital yang sehat dan aman dapat terus diperkuat di seluruh Indonesia. (nid)