Kanal24 – Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang tidak hanya berdampak pada kestabilan kadar gula darah, tetapi juga dapat memicu berbagai komplikasi serius apabila tidak dikelola dengan baik. Salah satu komplikasi yang sering kali luput dari perhatian masyarakat adalah diabetic foot, yakni luka kronis pada kaki yang bisa berujung pada amputasi jika tidak ditangani secara tepat dan cepat.
Dokter spesialis bedah dengan subspesialisasi bedah vaskular dan endovaskular dari Bethsaida Hospital, dr. Sendi Kurnia Tantinius, menjelaskan bahwa diabetic foot muncul sebagai akibat dari kombinasi beberapa faktor utama, seperti:
Baca juga:
Menurut Pakar UB, Drainase Malang Perlu Revolusi
- Neuropati Diabetik – Kerusakan saraf akibat diabetes menyebabkan hilangnya sensasi di kaki. Akibatnya, luka kecil pun tidak terasa dan sering diabaikan.
- Gangguan Sirkulasi Darah – “Diabetes menyebabkan penyempitan pembuluh darah sehingga memperlambat proses penyembuhan luka,” jelas dr. Sendi.
- Infeksi – Luka kecil yang tidak segera dirawat berisiko berkembang menjadi infeksi berat.
- Tekanan Berlebih pada Kaki – Pemakaian sepatu yang tidak nyaman atau cara berjalan yang salah dapat memperparah kondisi luka yang sudah ada.
Gejala Awal yang Sering Diabaikan
Gejala diabetic foot perlu diwaspadai sejak dini. Menurut dr. Sendi, gejala awal yang sering muncul antara lain:
- Kesemutan dan mati rasa di kaki
- Nyeri yang tidak biasa
- Pembengkakan pada area kaki
- Perubahan warna kulit yang menghitam di bagian yang terinfeksi
“Kesemutan dan mati rasa adalah gejala yang sering dianggap sepele, padahal itu bisa menjadi tanda awal kerusakan saraf yang berpotensi berkembang menjadi diabetic foot,” tegasnya.
Lima Tahapan Keparahan Diabetic Foot
Untuk mempermudah diagnosis dan penanganan, diabetic foot dikategorikan ke dalam lima derajat keparahan, yaitu:
- Derajat 0: Kaki masih dalam kondisi normal, namun terdapat faktor risiko
- Derajat 1 dan 2: Luka superfisial atau luka dangkal mulai terbentuk
- Derajat 3: Luka disertai infeksi berat dengan abses dan osteomyelitis (infeksi tulang)
- Derajat 4 dan 5: Terjadi kerusakan jaringan permanen, sering kali berujung pada amputasi parsial atau total
Semakin tinggi tingkat derajatnya, semakin besar pula risiko terhadap keselamatan anggota tubuh dan jiwa pasien. Oleh karena itu, deteksi dini dan penanganan tepat menjadi kunci utama dalam mencegah keparahan diabetic foot.

Pencegahan dan Perawatan yang Komprehensif
Jika seseorang sudah menunjukkan tanda-tanda diabetic foot, penanganan harus dilakukan secara multidisipliner. Mulai dari pemeriksaan kaki secara berkala, pengelolaan kadar gula darah, hingga menjaga kebersihan kaki secara menyeluruh.
Beberapa metode perawatan yang umum dilakukan menurut dr. Sendi adalah:
- Debridemen Luka – Membersihkan jaringan mati atau yang terinfeksi guna mencegah penyebaran lebih lanjut.
- Terapi Oksigen Hiperbarik – Meningkatkan kadar oksigen dalam darah guna mempercepat penyembuhan luka.
- Penggunaan Sepatu Khusus – Untuk mengurangi tekanan pada area luka.
- Intervensi Vaskular – Bila terdapat penyumbatan pembuluh darah, dilakukan angioplasti atau operasi bypass.
Pentingnya Kolaborasi dan Teknologi Medis
Direktur Bethsaida Hospital, dr. Pitono, menekankan bahwa perawatan diabetic foot membutuhkan fasilitas yang memadai serta kolaborasi tim medis yang berpengalaman. “Penanganan kasus vaskular seperti diabetic foot memerlukan pendekatan menyeluruh dan sesuai standar medis agar pasien mendapatkan hasil optimal,” ujarnya.
Baca juga:
Generasi Mental Tempe, Buku Seorang Wanita yang Ingin Menjadi Pohon Semangka di Kehidupan Berikutnya
Menurutnya, teknologi medis yang mendukung serta kolaborasi tim dari berbagai disiplin ilmu sangat penting untuk memastikan pasien bisa pulih secara menyeluruh dan terhindar dari risiko amputasi.
Menjaga Gula Darah, Menjaga Kaki
Pada akhirnya, diabetic foot adalah pengingat bahwa mengelola diabetes tidak cukup hanya dengan menghindari makanan manis. Diperlukan kedisiplinan tinggi dalam menjaga pola makan, olahraga rutin, memantau kadar gula darah secara berkala, serta perawatan kaki yang konsisten. Dengan langkah pencegahan yang tepat dan pengawasan medis yang rutin, diabetic foot dapat dicegah dan kehidupan penderita diabetes bisa tetap berkualitas tanpa risiko kehilangan anggota tubuh. (nid)