KANAL24,Malang – Rangkaian kegiatan ulang tahun ke – 2 Grand Mercure Malang Mirama yang berlangsung selama 14 hari ditutup tadi malam (14/10) dengan penampilan wayang suket dan penampilan seni budaya lainnya.
Penampilan storytelling, tari hingga wayang suket semakin meneguhkan komitmen Grand Mercure Malang Mirama sebagai hotel yang merangkul semua pihak secara inklusi.
General Manager Grand Mercure Sugito Adhi menjelaskan bahwa tema ulang tahun kedua mengusung permainan anak dan seni sebagai upaya hotel untuk ikut melestarikannya.
“Sejak pembukaan rangkaian kami sudah mengusung tema permainan anak dan berbagai kesenian lokal termasuk wayang suket untuk pelestarian budaya,” kata Sugito.
Selain tema tersebut dalam pelaksanaannya juga bersifat inklusi dengan mengajak komunitas disabilitas terlibat dalam rangkaian kegiatan tersebut.
Hal ini dimaksudkan agar keberadaan mereka memiliki ruang kreasi yang sama dalam masyarakat.
” Tahun ini kami bergerak bersama komunitas Pejuang Mimpi agar teman-teman disabilitas terlibat dan memiliki ruang yang sama disini,” lanjut Sugito.
Konsep ulang tahun Grand Mercure Malang Mirama mendapat apresiasi dari Ketua PHRI Kota Malang Agoes Basoeki yang hadir dalam penutupan tersebut. Menurutnya permainan anak, kesenian lokal dan disabilitas merupakan tiga hal yang perlu mendapat dukungan dari berbagai kalangan termasuk dunia perhotelan.
“Ini konsepnya bagus sekali, hotel mampu merangkul semua pihak dan inklusi. PHRI tentu mendukung hal ini dapat terus berjalan,” ujar Agoes. (sdk)