Kanal24, Malang – Perkembangan teknologi visual dan budaya populer membuka peluang baru dalam penyampaian sejarah kepada generasi muda. Melalui materi yang disampaikan Gita Adjipersadani—seorang kreator Webtoon yang dikenal melalui nama pena “Gica”—diskusi mengenai bagaimana sejarah dapat divisualisasikan secara modern menjadi sorotan utama dalam sesi pemantik ini. Gita menegaskan bahwa globalisasi tidak seharusnya ditakuti, melainkan dimanfaatkan sebagai peluang untuk memperkenalkan kembali identitas bangsa melalui medium kontemporer yang dekat dengan publik masa kini.
Pembahasan tersebut menjadi bagian dari WILWATIKTA ACARITA SESI 3: Interpretasi Wilwatikta dalam Karya Fiksi, yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya (FIB UB) bekerja sama dengan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (BPKW XI) Jawa Timur. Acara berlangsung di Aula Gedung A Lantai 2 FIB UB pada Jumat (14/11/2025), dan menghadirkan dua narasumber yang mengulas relevansi Majapahit dalam media kreatif masa kini. Dalam sesi kali ini, Gita Adjipersadani tampil sebagai Narasumber Pemantik 1 dengan fokus pada interpretasi visual sejarah melalui Webtoon.
Baca juga:
Ibis Styles Malang Dukung Pahlawan Pendidikan Inklusif

Visualisasi Kontemporer: Sejarah dalam Gaya yang Lebih Dekat dengan Pembaca
Dalam pemaparan awalnya, Gita memperkenalkan diri sebagai ilustrator dan kreator di LINE Webtoon yang tengah mengerjakan karya berjudul “Majapahit”. Ia menjelaskan bahwa salah satu tantangan utama dalam menyajikan sejarah adalah bagaimana membuatnya tetap menarik, terutama bagi generasi muda yang tumbuh dalam arus budaya visual.
Ia menyoroti pentingnya memperbarui cara visualisasi sejarah agar tetap relevan dengan trend visual saat ini. Melalui Webtoon, kisah sejarah dapat dikemas ulang menjadi lebih dinamis, berwarna, dan mudah diikuti, tanpa menghilangkan nilai-nilai penting yang mendasarinya. “Bagaimana sejarah digambarkan dengan gaya modern itu penting, supaya orang-orang mau membaca dan mengenali sejarah lebih dalam,” jelas Gita.
Menurutnya, Webtoon menghadirkan ruang yang luas bagi kreator untuk menggabungkan penelitian sejarah dengan interpretasi visual kreatif, sehingga pembaca dapat merasakan pengalaman yang lebih dekat dengan latar budaya masa lalu.
Globalisasi sebagai Peluang Menghidupkan Identitas Bangsa
Salah satu gagasan utama yang ditekankan Gita adalah bagaimana globalisasi sering dianggap ancaman bagi identitas budaya lokal. Namun dalam perspektifnya, globalisasi justru menghadirkan kesempatan besar untuk memperkenalkan sejarah Indonesia melalui pendekatan yang segar dan berorientasi pada tren global.
“Daripada takut tergerus, kenapa tidak menjadikan globalisasi sebagai peluang? Kita bisa perkenalkan identitas bangsa dengan mengikuti perkembangan zaman,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa mengikuti arus global tidak berarti meninggalkan akar sejarah atau budaya, tetapi justru memanfaatkannya sebagai dasar penciptaan karya yang dapat bersaing dan relevan dalam ranah internasional. Dengan begitu, budaya lokal dapat diperkenalkan secara luas melalui format yang digemari masyarakat global, seperti Webtoon.
Tidak Takut Memulai dan Berani Bereksperimen
Gita juga menyampaikan pesan khusus bagi para ilustrator dan kreator lokal yang ingin mencoba mengekspresikan budaya dan sejarah melalui karya fiksi. Ia mengaku sering menerima pesan dari kreator pemula yang merasa takut atau ragu untuk memulai proyek besar seperti adaptasi sejarah.
“Jangan pernah takut dan jangan pernah ragu untuk memulai,” tegasnya. Menurutnya, tanpa langkah awal, seorang kreator tidak akan pernah mencapai perkembangan atau pencapaian apa pun. Eksperimen, keberanian, dan kreativitas adalah aspek yang perlu diasah agar karya lokal mampu bersaing dan dinikmati oleh audiens kelompok lebih luas.
Gita menegaskan bahwa adaptasi sejarah ke dalam bentuk fiksi bukan berarti menghilangkan nilai akademiknya. Justru, visualisasi fiksional dapat menjadi pintu awal yang mendorong pembaca untuk mempelajari sejarah secara lebih mendalam melalui buku, jurnal ilmiah, dan sumber-sumber akademik lainnya.
Mendorong Pembaca Lebih Dekat dengan Sejarah Melalui Visualisasi Modern
Bagi para pembaca, Gita berharap bahwa Webtoon dan karya visual modern lainnya dapat menjadi pemicu ketertarikan terhadap sejarah nasional. Dengan pendekatan visual yang menarik dan narasi yang lebih ringan, pembaca dapat memperoleh gambaran awal sebelum memperdalam pengetahuan mereka melalui studi sejarah yang lebih serius.
“Semoga visualisasi kontemporer bisa menginspirasi pembaca dan membuat mereka semakin tertarik dengan sejarah,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa visualisasi fiktif bukanlah akhir dari proses pembelajaran sejarah, melainkan sebuah jalan masuk menuju pemahaman yang lebih komprehensif mengenai masa lalu bangsa.
Majapahit Hadir Kembali dalam Medium Masa Kini
Melalui pemantik materi dalam Wilwatikta Acarita Sesi 3, Gita Adjipersadani menunjukkan bahwa sejarah tidak harus dipandang sebagai sesuatu yang statis dan kuno. Dengan kreativitas dan keberanian untuk bereksperimen, sejarah—khususnya Majapahit—dapat dihidupkan kembali dalam medium modern, menjadikannya relevan bagi generasi yang menghabiskan banyak waktu di ruang digital.
Upaya ini tidak hanya membantu melestarikan sejarah, tetapi juga memperluas jangkauan budaya nasional melalui platform global. Webtoon menjadi salah satu jembatan yang mempertemukan masa lalu dengan masa kini, menghadirkan Majapahit dalam gaya baru yang menginspirasi dan mudah diakses. (nid/tia)










