Kanal24, Sumenep — Potensi besar yang dimiliki Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk akademisi. Salah satunya adalah Dr. Akhmad Muwafik Saleh, dosen Universitas Brawijaya (UB) Malang, yang kembali menyambangi tanah kelahirannya untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat.
Dengan mengusung tema “Peningkatan Kapasitas Public Speaking dan Communication Branding Pokdarwis Pantai Lombang”, kegiatan ini bertujuan meningkatkan kapasitas dan peran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai motor penggerak wisata berbasis masyarakat. Kegiatan berlangsung pada Sabtu (3/5) dan diikuti oleh 15 anggota Pokdarwis Pantai Lombang.
Kegiatan dibuka pukul 11.00 WIB dengan sambutan dari tokoh masyarakat H. MasDawi dan pengurus Pokdarwis, Suryadi. Dalam sambutannya, MasDawi menegaskan pentingnya peran masyarakat dalam mengelola potensi wisata yang dimiliki Pantai Lombang.
“Pantai Lombang ini destinasi, icon pemerintah Kabupaten Sumenep. Pantai Lombang ini banyak potensinya, jadi kami harap masyarakat ini bisa berkreasi, menggunakan potensi yang ada. Insyaallah dengan melalui acara ini,” ujar MasDawi.
Sebagai putra daerah, Muwafik menyatakan bahwa kontribusinya terhadap Sumenep merupakan bentuk kepedulian terhadap kampung halaman. Ia menginisiasi pelatihan ini setelah melakukan riset dan evaluasi terhadap kondisi Pantai Lombang, yang menurutnya masih memiliki ketimpangan antara potensi alam dan kualitas SDM.

“Saya kelahiran Sumenep, saya mau memberikan sesuatu buat Sumenep. Yang bisa saya lakukan adalah memberikan pengalaman yang bisa mensejahterakan kita semua,” ungkap Muwafik.
Dalam sesi diskusi interaktif yang dipimpinnya, Muwafik menekankan bahwa keberhasilan pengembangan wisata berbasis masyarakat terletak pada kualitas sumber daya manusia yang terlibat.
“Potensi itu baru bisa memberikan kesejahteraan kalau kitanya bisa mengelola dengan baik. Kuncinya ada di kualitas sumber daya manusianya,” tegasnya.
Diskusi tersebut menghasilkan pemahaman bersama tentang pentingnya penguatan kapasitas anggota Pokdarwis. Muwafik mendorong peserta untuk tidak hanya mengenali potensi, tetapi juga mampu mengoptimalkannya.
“Oke, banyak kan potensinya, memang akan ada kendalanya, tapi semakin kita bisa membaca potensi, semakin kita bisa mengoptimalkan dan menemukan jalan keluar,” ujarnya.
Salah satu ide yang disampaikan Muwafik adalah menghadirkan aktivitas outbound sebagai bagian dari paket wisata Pantai Lombang. Ia juga menawarkan pendampingan lanjutan agar anggota Pokdarwis dapat menjadi pemandu outbound yang profesional.
“Saya bisa berikan pelatihan lanjutan biar masyarakat Lombang ini bisa jadi pemandu outbond. Nanti, kalau sudah siap jadi pemandu, buat proposal penawarannya, lalu sebarkan. Jadi potensi baru lagi untuk Lombang. Karena Lombang ini tempatnya sangat cocok, rindang, luas, sangat potensial,” jelasnya.
Pelatihan tidak berhenti di sesi komunikasi saja. Tim mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya turut memberikan pelatihan pengelolaan media sosial sebagai alat promosi digital. Para peserta diajak memahami cara kerja media sosial serta praktik langsung membuat video promosi destinasi.
Suryadi, salah satu pengurus Pokdarwis, menyampaikan antusiasmenya atas pelatihan tersebut.
“Kami sangat alhamdulillah, dari kegiatan tadi, mendorong, menambah pengalaman, bagaimana kita bermain di sosmed, bagaimana nanti kita memberikan solusi giat aktif outbound, bagaimana wisata Pantai Lombang ini berkembang,” ujarnya.
Senada dengan itu, MasDawi juga mengapresiasi kegiatan ini dan berharap akan ada keberlanjutan dalam bentuk transfer ilmu yang konsisten dari kampus ke masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan hari ini, alhamdulillah hari ini sudah dapat edukasi yang luar biasa. Saya berharap setiap ada produk-produk baru yang dipelajari, diketahui, atau dihasilkan sama temen-temen mahasiswa atau pak dosen, itu bisa disalurkan, disosialisasikan juga kembali ke kami,” tambahnya.
Kegiatan ini menjadi salah satu langkah nyata dalam mendorong sinergi antara masyarakat, akademisi, dan pemerintah. MasDawi pun menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam mengelola destinasi wisata secara berkelanjutan.
“Wisata kita ini berbasis masyarakat. Masyarakat tanpa pemerintah nggak akan jalan, tapi pemerintah tanpa masyarakat juga nggak akan jalan. Ini yang harus kita kawal bersama, antara pokdarwis dan pemerintah daerah sebagai mitra pengelola destinasi. Ini kolaborasi yang harus dipertahankan, dimaksimalkan,” tutupnya.