Kanal24, Malang – Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya (FKG UB) resmi membuka rangkaian kegiatan The 7th International Conference on Brawijaya Dentistry (ICBD) 2025 dengan penyelenggaraan workshop ilmiah, Jumat (31/10/2025). Kegiatan ini menjadi awal dari agenda konferensi internasional yang akan berlangsung selama dua hari berikutnya, 1–2 November 2025, dan diikuti oleh peserta dari dalam maupun luar negeri.
Tingkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Klinis
Penanggung jawab kegiatan workshop, drg. Trining Widodorini, M.Kes., menyampaikan bahwa tujuan utama dari pelaksanaan workshop ini adalah untuk meningkatkan kompetensi peserta, khususnya dalam bidang kedokteran gigi modern yang kini semakin erat kaitannya dengan perkembangan teknologi.
“Workshop ini menjadi pembuka dari rangkaian ICBD 2025. Kami ingin peserta tidak hanya memperoleh pengetahuan, tetapi juga meningkatkan keterampilan praktis yang dibutuhkan dalam dunia kedokteran gigi,” ungkap drg. Trining.
Kegiatan workshop kali ini menghadirkan empat topik utama yang berfokus pada penerapan teknologi mutakhir, kecerdasan buatan (AI), dan riset ilmiah yang relevan dengan dunia kedokteran gigi. Salah satunya adalah pembahasan mengenai penggunaan partikel nano dalam perawatan gigi, yang dikombinasikan dengan praktik laboratorium seperti proses kultur dan penggunaan alat berteknologi tinggi.
“Peserta bisa melihat langsung prosesnya, tidak hanya mendengar teori. Jadi, workshop ini benar-benar mengasah kemampuan teknis mereka,” tambahnya.

Kolaborasi Multidisiplin Hadirkan Narasumber Ahli
Keistimewaan workshop ICBD tahun ini adalah keterlibatan para pakar lintas disiplin dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Selain menghadirkan narasumber dari Fakultas Kedokteran Gigi UB, kegiatan ini juga bekerja sama dengan pakar dari Fakultas MIPA UB, Institut Teknologi Bandung (ITB), serta peneliti yang berkompeten di bidang teknologi bahan, bioteknologi, dan riset mikroba
“Semua narasumber adalah ahli di bidangnya. Ada yang dari ITB membahas teknologi bakteri, dari MIPA UB untuk teknologi material, juga dosen dan peneliti internal seperti Prof. Rohil dan Pak Didik yang berperan dalam sesi penulisan ilmiah dan riset terapan,” jelas drg. Trining.
Workshop ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang keilmuan, tidak hanya dokter gigi. Beberapa peserta berasal dari bidang kedokteran umum, bioteknologi, dan sains material. Adapun peserta internasional datang dari Pakistan, Tiongkok, Malaysia, dan Kamboja, menandakan bahwa ICBD telah berkembang menjadi wadah kolaborasi global bagi para akademisi dan praktisi.
“Karena workshop ini berbasis praktik, semua kegiatan dilakukan secara luring. Peserta bisa langsung melakukan eksperimen dan memahami teknologi terbaru dalam kedokteran gigi,” ujar Trining menambahkan.
Dampak Nyata bagi Ilmu dan Masyarakat
Selain memperkuat kompetensi profesional, drg. Trining menekankan bahwa kegiatan ICBD 2025 juga bertujuan memberikan dampak nyata bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat. Menurutnya, pemahaman terhadap praktik kesehatan gigi dan mulut sering kali masih keliru di kalangan masyarakat, meskipun kebiasaan menyikat gigi telah menjadi rutinitas harian.
“Kadang masyarakat sudah menyikat gigi setiap hari, tetapi caranya belum benar. Misalnya waktu menyikat gigi sebaiknya setelah sarapan, bukan sebelumnya, dan durasinya juga harus cukup. Hal-hal sederhana seperti ini berpengaruh besar terhadap kesehatan gigi,” jelasnya.
Melalui kegiatan workshop yang menggabungkan teori, riset, dan praktik, diharapkan para peserta dapat menjadi agen perubahan di bidang kedokteran gigi yang tidak hanya berorientasi pada pelayanan klinis, tetapi juga pada edukasi masyarakat.
Langkah Awal Menuju Konferensi Internasional
Workshop ICBD 2025 menjadi pembuka dari konferensi internasional tahunan yang telah menjadi agenda rutin FKG UB. Dalam dua hari berikutnya, 1–2 November 2025, konferensi akan menghadirkan para akademisi, praktisi, dan peneliti dari berbagai negara untuk mempresentasikan hasil riset terkini di bidang kedokteran gigi
“Melalui kegiatan ini, kami berharap tercipta kolaborasi global yang mendorong kemajuan ilmu kedokteran gigi, sekaligus memperkuat posisi FKG UB sebagai salah satu pusat pengembangan ilmu kedokteran gigi di Asia Tenggara,” pungkas drg. Trining.
Dengan semangat kolaborasi lintas disiplin dan semangat inovatif, workshop ICBD 2025 diharapkan menjadi pijakan penting dalam memperkuat kemampuan profesional para dokter gigi, memperluas jejaring akademik internasional, serta menghadirkan solusi ilmiah bagi tantangan kesehatan gigi dan mulut di masa depan.










