Kanal24, Malang – Kesadaran zakat di kalangan generasi muda masih perlu diperkuat, terutama di tengah tantangan ketimpangan sosial dan kebutuhan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melihat pentingnya peran mahasiswa sebagai calon pemimpin dan muzakki masa depan, Forum Zakat (FOZ) Malang Raya bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) menggelar program edukasi dan kampanye zakat bertajuk “Zakat Goes to Campus”, yang dilaksanakan pada Senin (24/11/2025) di Aula Gedung Utama Lantai 3 FEB UB, Malang.
Mengenalkan Zakat kepada Mahasiswa
Ketua Forum Zakat Malang Raya, Muhammad Fandi Bakhtiar, menegaskan bahwa kegiatan yang berlangsung selama dua hari, 24–25 November 2025, ini merupakan upaya strategis untuk menanamkan pemahaman mendalam tentang zakat kepada mahasiswa. Menurutnya, mahasiswa perlu mengenal zakat tidak hanya sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai kekuatan sosial yang mampu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

“Intinya adalah bagaimana kita membangun kesadaran peserta untuk memahami dunia zakat, lalu ke depan mereka punya komitmen menjadi muzakki sehingga bisa membantu banyak masyarakat,” ujarnya.
Fandi menjelaskan bahwa dipilihnya FEB UB sebagai lokasi penyelenggaraan karena hubungan erat antara kajian ekonomi dan zakat, serta adanya kerja sama jangka panjang dalam program Kampus Zakat. Mahasiswa ekonomi dinilai memiliki potensi besar untuk memahami dan mengembangkan praktik zakat ketika mereka terjun ke dunia profesional.
Empat Program Utama untuk Mahasiswa
Kegiatan “Zakat Goes to Campus” menghadirkan empat keluaran utama: pengenalan zakat, pemberian beasiswa, lomba inovasi program pemberdayaan masyarakat, dan kesempatan magang di lembaga zakat. FOZ Malang Raya membuka peluang magang bagi lebih dari 20 mahasiswa, dengan durasi bervariasi antara satu hingga empat bulan, disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing lembaga zakat.
“Harapannya program ini berdampak kepada peserta, bukan hanya dari sisi beasiswa, tapi juga pemahaman zakat jangka panjang yang mampu mengurangi kemiskinan dan kebodohan,” tambah Fandi.
Antusiasme Tinggi Peserta
Ketua pelaksana, Aminnullah Achmad Muttaqin, menyampaikan bahwa Malang menjadi satu-satunya kota non–ibu kota provinsi yang terpilih menjadi tuan rumah program zakat kampus. Persiapan yang dilakukan bersama FOZ Nasional sejak jauh hari membuahkan kegiatan yang berjalan lancar dengan jumlah peserta mencapai sekitar 200 orang.
“Kami ingin mendakwahkan bahwa kesejahteraan itu bisa ditanggulangi melalui zakat. Antusiasme peserta sangat luar biasa meski persiapan kami singkat,” tuturnya. Ia berharap kegiatan ini berlanjut secara berkesinambungan dan semakin banyak mahasiswa yang teredukasi tentang zakat mal, bukan hanya zakat fitrah.
Zakat sebagai Gaya Hidup Generasi Muda
Wakil Wali Kota Malang, Ali Muthohirin, menekankan bahwa zakat tidak hanya menjadi kewajiban orang dewasa, tetapi seluruh umat Islam, termasuk generasi muda. Ia melihat bahwa zakat mampu berperan dalam beasiswa, permodalan, hingga penguatan ekonomi masyarakat.
“Acara ini ingin memahamkan kepada generasi muda bahwa zakat bukan hanya urusan orang tua. Zakat, infak, dan sedekah harus menjadi gaya hidup,” tegasnya. Ali juga menambahkan bahwa Pemerintah Kota Malang telah mengeluarkan imbauan agar warga membayarkan zakat secara tertib setiap tanggal 1 melalui lembaga zakat resmi.Menurutnya, anak muda perlu memberi contoh agar zakat menjadi gerakan kolektif yang menumbuhkan keadilan sosial. “Tidak perlu menunggu kaya. Sisihkan saja sebagian, itu sudah ibadah. Ini yang harus kita biasakan,” imbuhnya. (nid/dht)










