KANAL24, Malang – Makin kompleksnya pemasalahan dalam masyarakat dan adanya berbagai kebijakan publik yang terkadang tidak sinkron antar instansi sering menimbulkan pro dan kontra dalam masyarakat sebagai contoh berbagai kebijakan penanganan covid19, pilkada serentak saat pandemic dan lainnya. Pro dan kontra tersebut tidak sedikit yang kemudian berujung pada keresahan dan aksi sosial yang merugikan semua pihak.
Pro dan kontra dalam masyarakat memunculkan pola advokasi kebijakan publik yang dilakukan oleh berbagai kalangan mulai dari LSM, kalangan akademisi hingga aktifis kampus. Kebijakan publik yang disoroti untuk dilakukan advokasi tentu membutuhkan kemampuan membaca situasi, kemampuan menemukan akar masalah hingga kemudian solusi dari problem kebijakan publik.
Apalagi bagi mahasiswa, kemampuan menemukan akar masalah dan memahami teknik advokasi menjadi penting agar proses advokasi sebagai kegiatan yang terbuka menjadi terarah, scientific dan solutif bagi pihak yang di advokasi.
Hal ini menjadi perhatian bagi Fisip sehingga Tim Pengabdian kepada Masyarakat FISIP UB tahun 2020 mengundang 20 aktifis mahasiswa untuk mengikuti pelatihan kewirausahaan sosial politik: advokasi kebijakan publik pada 15-17 Oktober 2020. Pelatihan sendiri dilakukan kombinasi daring dan luring dengan protokol kesehatan ketat.
“Advokasi sebagai kegiatan terbuka yang mengarahkan khalayak banyak membutuhkan teknik dan strategi yang bagus. Sehingga para aktifis perlu mempelajari hal ini,” kata Prof. Unti Ludigdo Ketua Tim Pengmas Fisip UB, Kamis (15/10/2020).
Menurut mantan Dekan Fisip UB ini tujuan dari kegiatan ini adalah membekali para aktifis terpilih untuk dapat menyusun dokumen policy brief yang baik sehingga dapat menjadi media advokasi yang baik selaras dengan kaidah akademik sehingga dapat tersampaikan dengan tepat kepada para pengambil kebijakan dan dijadikan pertimbangan yang kuat dalam suatu penentuan kebijakan.
Tim menghadirkan narasumber yang kompeten seperti Wawan Sobari, S.IP., MA., Ph.D.yang memberikan materi teknik argumentasi dalam advokasi, Prof. Unti Ludigdo dengan materi Etika Advokasi.
“Materi kami susun mulai dari teori hingga praktek penulisan dan desain policy brief sehingga para aktifis di UB menguasai materi teori dan mampu menyusun kerangka advokasi kebijakan publik yang bisa menjadi pegangan dalam aksi,” pungkas Unti.(sdk).