Kanal24, Malang – Kesehatan masyarakat pedesaan masih menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan akses layanan kesehatan hingga rendahnya kesadaran terhadap pentingnya pola hidup sehat. Tak hanya itu, ketahanan pangan keluarga juga menjadi perhatian serius, terutama di tengah keterbatasan lahan dan minimnya edukasi gizi yang berkelanjutan. Melihat urgensi tersebut, sebanyak 296 mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya (FIKES UB) diterjunkan dalam kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
Melalui program bertajuk Membangun Asa, Menyebar Manfaat, para mahasiswa berkolaborasi lintas program studi untuk membangun kesadaran kesehatan, mengedukasi gizi, dan memperkenalkan teknologi ketahanan pangan sederhana, sebagai bagian dari implementasi nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi dan dukungan terhadap capaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Program Pengabdian Masyarakat FIKES UB (PENMAS FIKES UB) 2025 ini berlangsung selama tiga hari, sejak 26 hingga 28 Juli 2025, dengan melibatkan 296 mahasiswa lintas program studi. Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pembinaan Mahasiswa Baru, khususnya melalui Kementerian Sosial dan Lingkungan BEM FIKES UB, yang mengusung pendekatan Interprofessional Education (IPE) agar mahasiswa memiliki pengalaman kerja kolaboratif dalam pelayanan masyarakat.

Dosen Pembimbing kegiatan ini, Prof. Dian Handayani, S.KM., M.Kes., PhD., menegaskan bahwa kegiatan ini tidak hanya penting untuk membentuk karakter mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan profesional, tetapi juga menjadi bentuk kontribusi akademik kampus dalam membangun masyarakat yang sehat dan mandiri.
Dengan mengusung tema “Selaraskan asa, bersama wujudkan kontribusi nyata, menciptakan sinergi yang kuat dan tekad mahasiswa berbasis kolaborasi untuk membentuk mahasiswa yang sehat dan sejahtera”, kegiatan ini menitikberatkan pada aksi kolaboratif antarprogram studi untuk menjawab tantangan sosial dan kesehatan yang kompleks.

Ketua pelaksana PENMAS FIKES UB 2025, Fahd Aldisha Athaurrahman, menjelaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi ruang belajar langsung mahasiswa dalam praktik komunikasi, edukasi, dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat Desa Clumprit terhadap kesehatan. Salah satunya melalui kegiatan Pemeriksaan Gratis (PETIS) yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. Selain itu, ini juga sebagai bentuk sarana pembelajaran bagi kami mahasiswa untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat sebagai calon tenaga kesehatan yang profesional,” jelasnya.

Kontribusi Nyata Berbasis Kebutuhan Masyarakat
Program pengabdian ini menyasar seluruh kelompok usia, mulai dari anak sekolah, remaja, wanita usia subur, hingga lansia. Bentuk kegiatannya mencakup pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi gizi, pelatihan membuat lilin aromaterapi, lomba memasak sehat antar kader, hingga pelatihan hidroponik sebagai solusi ketahanan pangan di lahan terbatas.
Tak hanya menekankan aspek promotif-preventif di bidang kesehatan, kegiatan ini juga menyasar pemberdayaan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan. Pelatihan hidroponik dan pemanfaatan lahan sempit menjadi solusi kreatif dalam menghadapi tantangan pangan sehat di tingkat rumah tangga.
Antusiasme tinggi terlihat dari partisipasi aktif warga Clumprit dalam berbagai agenda. Para panitia mencatat respons positif dari masyarakat dan berharap program ini bisa berlanjut serta melibatkan lebih banyak aktor lokal seperti puskesmas dan organisasi perangkat daerah.
Sinergi Mahasiswa, Masyarakat, dan Pemerintah Desa
Mahasiswa FIKES UB juga dilatih untuk membangun komunikasi lintas sektor guna menjalin kemitraan yang berkelanjutan antara perguruan tinggi dan desa. Pendekatan ini diyakini mampu menjawab tantangan kesehatan dari akar rumput, sekaligus memperkuat jiwa sosial dan empati mahasiswa.
Melalui kegiatan ini, FIKES UB tidak hanya mendorong tumbuhnya agen perubahan dari kalangan mahasiswa, tetapi juga menumbuhkan kesadaran kolektif masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat, ketahanan pangan keluarga, serta gotong royong dalam menciptakan desa yang sejahtera dan mandiri.(Din/Yus)