KANAL24, Malang – Universitas Brawijaya kembali menorehkan kisah-kisah inspiratif dalam gelaran Wisuda P-21 yang berlangsung khidmat dan semarak. Di balik prosesi kelulusan yang diikuti lebih dari 730 lulusan dari berbagai fakultas dan jenjang pendidikan.
Wisudawan kali ini terdiri dari wisudawan termuda hingga yang tertua, dari capaian IPK sempurna hingga judul skripsi yang membuat geleng kepala karena keunikannya. Momen ini menjadi bukti bahwa UB bukan sekadar tempat belajar, tetapi ruang tumbuh bagi para pelajar dari berbagai latar usia, keilmuan, dan wilayah. Berikut empat fakta unik wisuda yang digelar Sabtu (14/6/2025) hari ini :
1. Sarjana diusia 20 tahun
Nathasya Abellia Putri Siregar, lulusan Program Studi Matematika FMIPA, yang resmi menyandang gelar sarjana pada usia 20 tahun. Lahir pada 16 Desember 2004, Nathasya berhasil menuntaskan pendidikannya dengan efisien dan inspiratif.
2. Lulus Doktor Ilmu Kedokteran di usia 59 tahun
Di sisi lain, Dr. Aisyatul Mukminah dari Program Doktor Ilmu Kedokteran menjadi bukti bahwa belajar tak mengenal usia. Di usia 59 tahun, ia resmi menyelesaikan program doktoralnya dengan penuh dedikasi, membuktikan bahwa semangat menimba ilmu bisa terus menyala seumur hidup.
3. Doktor Ilmu Ketahanan Nasional Raih IPK 4.00
Dr. Didik Mukti Yanto, lulusan Program Doktor Ilmu Ketahanan Nasional dari Sekolah Pascasarjana, yang meraih IPK sempurna 4.00. Tak hanya dari segi angka, namun dari sisi kreativitas juga turut bersinar.
4. Sarjana dengan Judul Skripsi Terpendek
Muhammad Rizky Utama, lulusan Sastra Inggris, mencatatkan diri dengan skripsi berjudul “Perang Dunia Yang Menyatu”—judul paling singkat dan menggugah dalam wisuda kali ini. Sebaliknya, Iman Sulthon Adani dari Pendidikan Dokter Hewan tampil dengan judul skripsi paling kompleks dan ilmiah, mengangkat topik biologis mendalam yang melibatkan hormon Tiroksin dan protein STAT3 pada tikus yang diinduksi thyroglobulin kambing.
Keberagaman latar belakang, usia, hingga pendekatan keilmuan ini menjadikan Wisuda P-21 bukan hanya seremoni pelepasan mahasiswa, tetapi juga perayaan terhadap semangat belajar tanpa batas. Dari mahasiswa belia yang penuh semangat, hingga doktor berusia hampir 60 tahun yang masih mengejar ilmu, semua menyatu dalam satu panggung kebanggaan. Universitas Brawijaya kembali membuktikan diri sebagai rumah intelektual inklusif yang menginspirasi. Dari toga ke takhta, para lulusan ini siap melangkah ke dunia dengan kepala tegak dan hati yang penuh asa. (sdk)