KANAL24, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa inflasi pada Mei 2021 sebesar 0,32 persen month to month (mtom). Sementara tingkat inflasi tahun kalender sebesar 0,90 persen dan inflasi tahunan (year on year / yoy) sebesar 1,68 persen.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto mengatakan dari 90 kota IHK (Indeks Harga Konsumen) yang disurvei, terdapat 78 kota mengalami inflasi. Kemudian untuk 12 kota lainnya mengalami deflasi.
Untuk inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,82 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Tembilahan sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Timika sebesar -0,83 persen dan deflasi terendah -0,02 persen.
Dijelaskan Setianto bahwa penyumbang inflasi terbesar adalah kelompok pengeluaran bahan makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,10 persen. Inflasi dari kelompok ini mencapai 0,38 persen.
Kemudian kelompok pengeluaran transportasi inflasinya 0,71 persen dengan andil terhadap inflasi bulanan mencapai 0,08 persen.
“Dari 11 kelompok pengeluaran semuanya mengalami inflasi, namun andil terbesar terhadap inflasi seperti yang saya sampaikan di depan adalah makanan dan minuman (mamin) serta tembakau dengan andil 0,10 persen,” kata Setianto dalam konferensi pers virtual, Rabu (2/6/2021).
Untuk inflasi inti pada Mei 2021 sebesar 0,32 persen dengan andil mencapai 0,32 persen. Kemudian inflasi yang harganya diatur pemerintah yaitu 0,48 persen dengan andilnya mencapai 0,09 persen. Sementara inflasi untuk harga yang bergejolak mencapai 0,39 persen dengan andilnya mencapai 0,07 persen.
“Untuk komponen energi terjadi deflasi -0,01 persen sedangkan inflasi komponen bahan makanan sebesar 0,46 persen,” pungkasnya.(sdk)
