KANAL24, Malang – Tema Green Building dan penggunaan energy yang efisien serta pengelolaan air dan limbah dalam sebuah lingkungan saat ini menjadi salah isu penting dalam pengelolaan sebuah kawasan termasuk perguruan tinggi.
“Ada pemeringkatan internasionalnya dengan model sustainable green campus yang digagas oleh UI sejak tahun 2010 dan UB sudah tergabung didalamnya yakni UIGWURN sejak tahun 2017,” kata Eko Widodo Humas Fakultas Peternakan UB, Selasa (29/6/2021).
Kepada kanal24.co.id Eko menjelaskan UIGWURN (UI GreenMetric World University Rankings Network), ikut berkiprah dalam menggelorakan kegiatan ke arah sustainable environment in campus. Awal tahun ini UB, bersama Unpad, UPN Veteran Yogyakarta, Unesa, USU, Unsyiah, UNP, UIN Jambi, Universitas Bengkulu, UIN Jakarta, dan Universitas kuningan ikut menginisiasi kampanye dan produksi eco-enzym on campus.

Sembari memperingati hari Lingkungan Hidup se Dunia, UB dan 11 PT lainnya menggelontor sungai atau saluran air dalam kampus masing-masing yang tercemar dengan eco-enzym. Penggelontoran Eco-enzym akan mampu menghilangkan bau dan membuat kualitas air meningkat, air menjadi bening.
“Sabtu kemarin (26/6) kita adakan dengan menggelontor sungai atau saluran air dekat Fapet dengan eco-enzym. Ini dilakukan serentak oleh 11 kampus lainnya,” lanjut Eko.
Eco-enzym sendiri menurut Eko tidak sulit untuk dibuat karena bahan bakunya melimpah disekitar kita.
“Limbah organic seperti kulit pisang, mangga, nanas dan beberapa jenis buah lainnya bisa digunakan,” tambah Eko.
Eco-Enzym adalah produk hasil fermentasi dari limbah organik umumnya kulit buah seperti kulit nanas, kulit mangga, kulit pisang dan berbagai jenis buah lain. Eco-enzym dibuat dengan cara mencampur 3 bagian buah dengan 1 bagian molases dan 10 bagian air.
Fermentasi dilakukan secara an-aerob tanpa menambahkan bahan lain lagi, dan panen dapat dilakukan setelah 100 hari proses fermentasi. Setelah 100 hari, perlu dipisahkan bagian cairan yang disebut eco-enzym dan limbah padat (dapat digunakan sebagai pupuk). Manfaat dari eco-enzym tidak hanya untuk membersihkan sungai atau selokan saja, tetapi juga dapat dijadikan hand-sanitizer, cairan pengepel lantai, pembersih toilet, pembersih furniture, pembersih kaca, pembersih kompor. Di masa pandemic covid-19, tentu pembuatan eco-enzym akan bermanfaat sebagai bagian hidup sehat sambil berhemat mengurangi pengeluaran berbagai cairan pembersih. (sdk)