KANAL24, Jakarta – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih akan sideways di Semester II 2021. IHSG kemungkinan hanya bisa bertahan tidak lebih rendah dari level 6.000 sampai akhir 2021.
Direktur Utama PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, mengatakan bahwa pergerakan IHSG pada Semester II 2021 sulit untuk diharapkan bangkit dengan cepat dalam waktu yang singkat. “Karena pemulihan ekonomi Indonesia sepertinya akan membutuhkan waktu yang lebih banyak,” kata William, Selasa (29/6/2021).
William menuturkan pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 masih membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mencapai target minimal dari jumlah penduduk Indonesia agar tercipta kekebalan komunitas. Selain itu butuh waktu juga agar memunculkan reaksi antibodi dalam tubuh orang yang divaksin.
“Selain itu ini membutuhkan kesadaran semua orang agar bersedia divaksin. Kesadaran semua orang agar tetap dispilin prokes. Ini semua membutuhkan waktu lebih banyak,” jelas William.
Oleh sebab itulah pembukaan aktivitas ekonomi juga tidak bisa serta merta langsung gencar. Sehingga pemulihan pertumbuhan ekonomi Indonesia pasti akan terjadi, tetapi membutuhkan waktu yang lebih banyak.
“Makanya saya perkirakan pergerakan IHSG pada Semester II 2021 masih akan sideways. Kemungkinan hanya bisa bertahan tidak lebih rendah dari 6.000 sampai akhir tahun ini,” tutup William.
Sideways adalah kondisi pasar yang datar dan cenderung penuh keraguan. Hal ini disebabkan faktor bullish dan bearish yang sama-sama kuat.
Mengutip data BEI, IHSG pada 30 Desember 2020 ditutup pada level 5.979,07. Pada Selasa sore (29/6) IHSG ditutup pada level 5.949,05. Posisi tersebut menunjukkan pelemahan -0,50% (ytd) dibanding penutupan pada akhir tahun 2020.(sdk)