KANAL24, Malang – Edukasi pentingnya gaya hidup sehat dan rutin melakukan cek kesehatan menjadi dua hal penting sebagai deteksi dini mencegah terjadinya diabetes dan komplikasinya.
Hal tersebut menjadi topik utama dalam Webinar Ulang Tahun ke-35 Persadia yang dilaksanakan bersamaan dengan Pengabdian Masyarakat FK UB dan Polkesma pada Sabtu (24/7) dan Minggu (25/7/2021) secara daring.
Mengambil topik Deteksi Dini Komplikasi Diabetes dan Tatalaksananya webinar ini menghadirkan empat narasumber yaitu dr. Rinadhi Reza Bramantya, Sp. PD, Inggita Kusumastuty, S.G.z., M. Biomed, Dr. dr. Nadia Artha D, Sp. M (K) dan Dr. Ekowati R, S.Kep., M.Kes.
Dalam paparan pertamanya dr. Reza Bramnatya menyebutkan bahwa penyakit diabetes di Indonesia masih banyak pasien yang tidak terdekteksi dibanding dengan yang sudah terdeteksi.
“Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan penderita diabetes berdasar data dari International Diabetes Federation,” kata Reza.
Untuk mencegah terjadinya diabetes dan komplikasinya Reza menekankan pada pengendalian glukosa darah pasien DM dengan aktifitas fisik, pengaturan pola makan, periksa rutin dan pengobatan medis.

“Aktifitas fisik secara rutin dalam bentuk olahraga penting dilakukan dengan diimbangi pola makan yang sehat,” lanjutnya.
Pola makan yang sehat dan seimbang menurut pemateri kedua Inggita Kusumastuty menjadi penting bagi penderita diabetes.
“Pola makan dan diet yang seimbang perlu dirancang agar penderita diabetes memiliki pola makan sesuai dengan kebutuhan energy,” kata Inggita.
Diet seimbang menurutnya adalah yang memenuhi kebutuhan energi dengan komposisi zat gizi seimbang untuk pasien diabetes, memenuhi kecukupan serat, pembatasan lemak dan gula.
Lebih lanjut Inggita memaparkan tiga jurus yaitu 3 J yang terdiri dari Tepat Jumlah, Tepat Jenis dan Tepat Jadwal dalam pengelolaan makan.
“Tiga J ini menjadi rumus dalam pengelolaan pola makan yang sehat bagi penderita diabetes dan ini harus di pahami oleh masyarakat. Jumlah, Jenis makanan dan Jadwal makan,” lanjutnya.
Senada dengan dr. Reza, Inggita juga menekankan agar selain mengatur pola diet yang sesuai pasien diabetes harus mengimbangi dengan aktifitas fisik dan pengobatan medis agar kontrol glukosa darah dapat tercapai.
Dua hal pertama ini perlu dilakukan agar tidak terjadi komplikasi lanjutan yang berakibat fatal seperti kebutaan dan amputasi.
Terkait dengan kebutaan pada penderita diabetes dijelaskan oleh narasumber ketiga Dr. dr. Nadia Artha D, Sp. M (K).
Hasil penelitian Poli Endokrin RSSA pada tahun 2006-2011 dari 1500 pasien diabetes melitus yang datang ke poli 67,6% mengalami retinanopati dan 14% mengalami kebutaan. Pada penelitan yang lebih baru tahun 2018-2019 dari 432 pasien diabetes 38,4 % terancam mengalami kebutaan.
“Dari data yang ada maka kebutaan akibat diabetes merupakan hal yang nyata,” kata Nadia.
Nadia menyarankan agar pasien diabetes wajib periksa mata, jangan menunggu pengelihatan berkurang baru memeriksakan mata.
“Jangan terlambat dan abai karena merasa itu gangguan kecil,” lanjutnya.
Komplikasi selanjutnya yang bisa terjadi dijelaskan oleh Dr. Ekowati R, S.Kep., M.Kes. berupa luka yang berakibat fatal seperti amputasi.
Dalam penjelasan mengenai perawatan kaki, Ekowati menyampaikan pentingnya merawat kaki dengan membersihkan kaki secara rutin dengan air dan sabun, memotong dan merawat kuku serta memakai alas kaki.
“Sangat tidak disarankan bagi penderita diabetes berjalan dengan telanjang kaki. Justru ini berbahaya,” katanya.
Lebih lanjut Ekowati juga mewanti-wanti agar memperhatikan luka walaupun kecil dengan tidak menganggap remeh hal tersebut.
“Jangan sudah terjadi komplikasi baru datang ke faskes, itu sudah terlambat,” imbuh Ekowati.
Pasien disarankan memakai lotion untuk menjaga kelembapan kaki, karena kaki diabetisi cenderung kering, untuk itu membiasakan diri setiap saat memakai lotion dan jangan lupa melakukan senim kaki untuk memperlancar aliran darah.
Edukasi mengenai deteksi dini mencegah komplikasi diabetes ini penting dilakukan karena banyak penderita diabetes tidak menyadari dan tidak tahu bahaya komplikasi yang bisa terjadi.
Selain itu secara umum masyarakat perlu mendapatkan informasi ini agar bisa ikut menyebarluaskan dan mencegah terjadinya diabetes. (sdk)