KANAL24, Malang – Pengembangan potensi di desa-desa pesisir Jatim membutuhkan data pemetaan sumber daya sebagai bahan untuk merancang program pembangunan dan pengembangan potensi yang ada.
Ketua Prodi Ilmu Kelautan UB Defri Yona, S.Pi., M.Sc.stud., D.Sc menjelaskan secara umum desa di wilayah pesisir Jatim memiliki potensi alam dan perikanan namun masih belum berjalan secara komprehensif.
“Dalam pengamatan saya secara umum pengembangan potensi masih belum komprehensif atau berjalan secara perorangan sehingga menyulitkan ketika akan melakukan pengembangan,” kata Defri, Selasa (28/9/2021).
Potensi yang ada menurut Defri meliputi kekayaan alam seperti pantai, mangrove dan juga potensi perikanan baik tangkap maupun budidaya. Sedangkan dari sisi sumber daya manusia potensi keahlian dan kearifan lokal juga merupakan kekayaan daerah pesisir.
Namun menurut Defri hal tersebut belum terdata secara maksimal sehingga menyulitkan pemerintah desa ketika akan menyebutkan produk unggulan daerah tersebut.
“Dengan ketiadaan pemetaan data memang menyulitkan ketika desa diminta menyebutkan produk unggulan atau akan mengembangkan produk unggulan,” lanjutnya.
Untuk mengatasi hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan pihak lain seperti perguruan tinggi yang memiliki kepentingan yang sama. Menurutnya dengan program MBKM yang ada saat ini perguruan tinggi dapat bekerjasama dengan desa pesisir untuk melakukan pemetaan data potensi.
“Pihak desa dapat bekerjasama dengan perguruan tinggi seperti dalam program MBKM sehingga pendataan sumberdaya potensi pesisir dapat dilakukan. Perguruan tinggi juga akan mendapat benefit dan mahasiswa pun dapat langsung praktek berbagai hal yang selama ini dipelajari di kampus,” pungkas Defri. (sdk)