KANAL24, Malang – Rektor Universitas Brawijaya beserta jajaran dan Badan Pengelola Usaha UB melakukan peninjauan ke Pabrik Benih dan Jagung Pipil UB di Kasembon Kabupaten Malang, Rabu (13/10/2021). Rektor UB, Prof. Nuhfil Hanani setibanya di Pabrik benih tersebut langsung menuju tempat mesin pengering benih untuk melakukan pengecekan mesin sembari berdiskusi dengan para jajarannya seperti Wakil Rektor Bidang Keuangan, Wakil Rektor Bidang Kerja Sama, Dekan dan Wakil Dekan Fakultas Pertanian, Direktur BPU dam Dirut BUA.
Selepas meninjau pabrik, Nuhfil bertemu dengan para pejabat desa dan kecamatan di Kasembon serta kelompok tani yang ada di sana. Ia mengatakan bahwa hadirnya pabrik benih dan jagung pipil ini diharapkan bisa semakin mempererat kerja sama antara UB dengan masyarakat di Kasembon.
“Saya berharap ke depan sinergi antara petani di kasembon dengan UB jangan sampai hilang. Saya minta kepada para jajaran terkait untuk segera mengagendakan kerja sama dengan petani di Kasembon baik dalam pemberdayaan masyarakat, memberikan pelatihan dan pengembangan teachng industry jagung serta olahannya,” terang Nuhfil.
Terpisah, Direktur Utama Badan Usaha Akademik UB, Dr. Herman Suryokumoro mengatakan peninjauan ini dalam rangka revitalisasi bangunan di UB Kasembon untuk pabrik benih jagung, pengolahan jagung, dan pendidikan pertanian.
“Pabrik benih maupun olahan jagung ini sudah difungsikan sejak awal tahun 2020, tapi karena pandemi, belum difungsikan secara baik dan sekarang sudah mulai kondusif kita harus bisa mendayagunakan pabrik ini secara maksimal,” katanya.
Lanjut, pabrik ini akan memproduksi benih-benih hasil penelitian dosen UB yang telah dipatenkan, disamping itu juga dimanfaatkan kelebihan potensi dari pabriknya. Adapun kapasitas mesin pengering dalam 1 putaran sebanyak 20 ton untuk 4 hari, jadi mesin ini memiliki kapasitas yang sangat besar. Selain itu, masyarakat sekitar pabrik, masih banyak petani jagung yang kesulitan memasukkan hasil panennya ke pabrik-pabrik pakan ternak karena kadar airnya masih tinggi di musim hujan. Hal inilah yang akan dikolaborasikan dengan para petani supaya bisa memanfaatkan mesin pengering milik UB.
“Sebagai Badan Usaha Akademik, dengan hadirnya teaching industry ini bukan hanya untuk meningkatkan generate income, tetapi juga mampu meningkatkan kualitas SDM baik di internal seperti para peneliti maupun pengelola dan juga di eksternal yakni masyarakat sekitar pabrik yang sangat antusias dengan hadirnya pabrik ini supaya bisa mendapat pelatihan-pelatihan untuk peningkatan kualitas SDM nya,” tandasnya. (Meg)