KANAL24, Jakarta – Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang untuk bergerak melemah, setelah pada perdagangan sebelumnya (19/10) turun tipis 0,04 persen ke level 6.655.
Menurut analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, pergerakan IHSG akan dibayangi aksi profit taking, setelah dua pekan terakhir mengalami kenaikan signifikan yang menyentuh harga tertinggi pada Februari 2018.
“Berdasarkan analisa teknikal, kami melihat saat ini IHSG memiliki peluang untuk bergerak melemah terbatas dan di-tradingkan pada kisaran 6.573-6.684,” kata Nico Demus dalam riset harian untuk perdagangan Kamis (21/10/2021).
Dia mengatakan, sejauh ini optimisme pelaku pasar terkait pemulihan ekonomi nasional mengiringi kenaikan harga saham perbankan, konsumer dan pertambangan. “Pelaku pasar juga akan mencermati kebijakan moneter Bank Indonesia dalam mengantisipasi dampak tapering The Fed,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG-BI) pada 18-19 Oktober 2021 memutuskan untuk mempertahankan besaran suku bunga acuan (BI 7-Day Reverse Repo Rate) di level 3,5 persen, suku bunga simpanan 2,75 persen dan suku bunga pinjaman sebesar 4,25 persen.
Menurut Nico Demus, hari ini pelaku pasar akan mencermati sentimen global terkait keputusan The Fed yang merilis Beige Book (laporan kondisi ekonomi terkini di Amerika). Biasanya, Beige Book diterbitkan delapan kali dalam setahun atau dua pekan sebelum pertemuan The Fed.
“Kali ini dalam Beige Book yang diterbitkan semalam, perekonomian Amerika digambarkan akan berkembang pada kecepatan rendah hingga sedang, namun beberapa daerah tercatat melambat karena kendala pasokan dan kekhawatiran terhadap varian Delta yang masih ada,” papar Nico Demus.
Dengan demikian, jelas dia, adanya potensi pelemahan pada laju IHSG hari ini bisa direspons investor dengan mengakumulasi pembelian saham PWON, SCMA dan TPIA.
Sementara itu, menurut analis PT Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, laju IHSG bisa saja melanjutkan pola uptrend jangka menengah untuk menuju target berikutnya di level 6.799, jika pergerakannya mampu menembus level resistance terdekat di posisi 6.692.
“Namun sepanjang masih ditutup di bawah resistance tersebut, maka IHSG berpeluang melemah menuju level support 6.543 untuk membentuk wave [iv],” ujar Ivan.
Dia menyebutkan, saat ini IHSG memiliki support di level 6.543, 6.456 dan 6.385, sedangkan level resistance di posisi 6.692, 6.799 dan 6.890. “Dari indikator MACD menandakan adanya tren naik,” ucapnya.
Lebih lanjut Ivan mengatakan, pergerakan IHSG yang masih memiliki peluang untuk melanjutkan pola uptrend jangka menengah tersebut bisa direspons investor dengan mengoleksi saham ANTM, BBNI, BMRI, MIKA dan PGAS.(sdk)