KANAL24, Malang – Stunting saat ini masih menjadi permasalahan nasional. Berbagai penanganan masih diperlukan agar kasus stunting di Indonesia bisa teratasi. Salah satunya dengan Rembug Stunting yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Rabu (27/10/2021).
Ditemui seusai acara Rembug, Bupati Malang, Sanusi mengatakan kasus stunting di Kabupaten Malang menurun tiap tahunnya. Di tahun 2018 sebesar 20 persen kemudian tahun 2019 turun menjadi 16.1 persen, lalu di tahun 2020 sebesar 11.4 persen dan di bulan februari tahun 2021 ini menjadi 10.9 persen.
“Kasus stunting kalau ditangani dengan benar dan tepat, serta ada sinergi antara semua stakeholder, permasalahan ini bisa tuntas. Dan ini penanganannya bukan hanya kasus yang sudah dinyatakan stunting, namun kasus yang belum stunting juga harus ditangani juga. Kalau ada tanda-tanda melahirkan stunting itu segera diberi tambahan makanan bergizi, jadi hal-hal seperti ini yang harus kita lakukan,” terangnya.
Sanusi melanjutkan, pihaknya mewajibkan setiap kecamatan untuk bertanggung jawab dalam penanganan pencegahan stunting dengan memonitor dan mengevaluasi penurunan stunting. Ia menargetkan di 2022 sudah tidak ada kasus stunting.
Terpisah, Kadinkes Kabupaten Malang, drg. Arbani Mukti mengatakan rembug ini diselenggarakan untuk mencapai kesepakatan bersama bahwa kasus stunting ini harus termigrasi semua OPD yang ada di Kabupaten Malang sampai tingkat desa untuk bekerja sama berperan dalam penurunan angka stunting.
“Koordinasi ini penting karena jika ada ibu-ibu yang tidak rutin memeriksakan kehamilan, maka petugas bisa langsung jemput bola, ini yang kita harapkan. Selain itu, penanganan stunting lainnya seperti intervensi spesifik pada ibu hamil, sensus untuk ibu hamil dan sensus bayi balita untuk menemukan kasus yang kemungkinan tersembunyi, sehingga kami intervensinya bisa total. Harapannya, tidak ada lagi angka calon bayi stunting yang tersembunyi,”tandasnya. (Meg)