KANAL24, Malang – Memasuki kuartal ke 2 tahun 2022, saham perbankan di Indonesai akan selalu menarik untuk dijadikan trading atau koleksi oleh para investor karena nilai sahamnya yang termasuk dalam kategori market mover atau penggerak pasar.
Saham ini diminati oleh banyak orang, terutama saham perbankan milik pemerintah. Meskipun citra BUMN sering kali buruk, namun khusus untuk sektor perbankan, sahamnya banyak diapresiasi oleh para investor.
Ketika dulu awal mula terjadinya krisis pandemi Covid-19, saham perbankan menjadi sektor yang terlebih dahulu terkena imbasnya. Kemudian sekarang ketika pandemi di Indonesia mulai berakhir, maka saham perbankan pula yang terlebih dahulu mengalami kebangkitan secara perlahan.
Kepala Laboratorium Investasi dan Pasar Modal FEB UB Noval Adib, Senin (7/3/2022) mengatakan bahwa untuk investasi jangka panjang, saham perbankan milik pemerintahan menunjukkan ke arah yang positif sehingga dapat dikoleksi kapan pun. Hal ini dikarenakan, perbankan milik pemerintah mempunyai fundamental yang cukup bagus.
Namun untuk trading jangka pendek, para investor masih harus menganalisisnya kembali. Apakah secara teknikal, saham perbankan pemerintah sudah layak untuk dikoleksi atau belum.
“Meskipun begitu, tetap harus diingat bahwa pada umumnya 4 big cap saham perbankan milik pemerintah (BBRI, BMRI, BBNI dan BBTN) memiliki pergerakan yang lamban namun cukup aman dibandingkan saham-saham perbankan yang lain yang cukup tinggi volatilitasnya,” kata Noval. (wen)