KANAL24, Jakarta – Anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), BRI Ventures melalui Dana Ventura Sembrani Kiqani melakukan investasi pada putaran pendanaan awal (seed) ke startup produsen kemasan ramah lingkungan, Plpah.
Berdiri pada tahun 2018, Plpah adalah perusahaan startup di bidang kemasan dan alat makan ramah lingkungan berbasis organik produk non-kayu hutan ( NTFP ) yang menggunakan bahan mentah limbah komoditas pohon pinang.
CEO BRI Ventures, Nicko Widjaja, mengatakan Plpah juga merupakan perusahaan startup ramah lingkungan berbasis komunitas yang memberdayakan desa dan masyarakat di Sumatera Selatan danJambidengan memanfaatkan tenaga kerjanya untuk mengolah limbah komoditas pohon pinang sebagai pendapatan ekonomi alternatif dengan produk akhir eco friendly food packaging dan foodware.
“Dana Ventura Sembrani Kiqani hadir sebagai bentuk inisiatif BRI Ventures yang berkomitmen untuk memberikan pendanaan tahap awal kepada perusahaan-perusahaan dan atau startup potensial tanah air yang bergerak di sektor Direct to Consumer Brands (D2C) dan consumer platform,” kata Nicko dalam keterangan tertulis, Senin (30/5/2022).
Nicko mengungkapkan selama tahun 2020-2021, sektor D2C menunjukkan pertumbuhan yang sangat masif. “Di sini kita melihat bahwa Indonesia perlu inisiatif pendanaan yang ditujukan kepada brand lokal di bidang fashion, food & beverage (F&B), dan beauty yang berkembang pesat saat ini,” ujar Nicko.
Kondisi ini dapat menjadi menjadi awal Indonesia sebagai creative economy powerhouse. Brand yang berasal dari Indonesia diharapkan bisa menjadi pemenang di negara ini, sehingga mampu berkompetisi dengan brand global yang semakin banyak masuk ke tanah air. “Hal ini menjadi semangat kami dalam menjalankan inisiatif Sembrani Kiqani,” tambah Nicko.
Rengkuh , CEO dan Co-Founder dari Plpah berharap investasi ini dapat membantu Plpah memberi ruang untuk memvalidasi konsep sustainable business yang mampu untuk terus bertumbuh. Dengan point pertumbuhan Increase capacity to reduced price, penguatan team internal, dan mempersiapkan ekosistem bisnis yang menerapkan ESG mengacu kepada SDG.
Almira, Chief Marketing Officer dari Plpah juga menambahkan bahwa Penyebab tingginya sampah plastik di Indonesia juga diakibatkan oleh pengelolaan sampah plastik yang kurang baik, dengan jumlah sampah plastik mencapai angka total 68,5 juta ton pada tahun 2021. “Trend ini juga di prediksikan akan terus naik hingga 5% setiap tahunnya jika pengelolaan sampah dan produk alternatif seperti kemasan ramah lingkungan tidak digiatkan dari sekarang,” kata Almira dalam kesempatan yang sama.(sdk)