Penelitian non-destruktif untuk memantau kualitas buah dan sayuran saat ini telah mengalami kemajuan. Maria Luisa Amodio, seorang profesor dari Universitas Fogia Italia, menyampaikan proyeknya dalam International Conference on Green Agro-industry and Bioeconomy (ICGAB) 2022. Konferensi Internasional yang keenam ini diselenggarakan di Universitas Brawijaya Malang.
“Dewasa ini, konsumen semakin tertarik untuk mengetahui kandungan nutrisi pada produk hasil panen, ” ungkap Maria, Selasa (12/7/2022).
Belakangan, metode non-destruktif, cepat, dan andal untuk menilai kualitas buah dan sayuran menjadi populer menggantikan metode konvensional yang destruktif dan sensor tradisional.
Metode yang dibahas oleh Maria mengaplikasikan teknik Computer Vision System (CVS), Near Infrared Spectroscopy (NIRS), dan HyperSpectral Imaging (HSI). Teknik-teknik tersebut menggunakan informasi yang dipantulkan saat produk terkena sumber elektromagnetik.
“Penelitian dengan pendekatan ini sangat praktis. Karena sifatnya yang non-destruktif, kami bisa menggunakan sampel yang sama berulang kali. Selain itu, kami juga mendapat hasil yang real time,” ujar profesor dari Italia tersebut.
Dengan menggunakan metode ini, Maria menjelaskan, kita dapat melihat kandungan apa saja yang terdapat dalam buah dan sayuran. Selain itu, jika terdeteksi adanya masalah fisiologis pada hasil panen maka dapat kita perbaiki sebelum terlambat. Hal tersebut dapat meminimalisir terjadinya gagal panen.
“Poin penting dari proyek ini adalah, kami tidak perlu personel ataupun instrumen khusus, serta lebih hemat biaya reagen. Selain itu, pengukuran (metode) ini dapat dipercaya dan konsisten,” tuturnya.
Salah satu nilai tambah dari metode non-destruktif, yaitu membantu produsen untuk memisahkan produk berdasarkan kriteria yang berbeda. Lebih jauh, pemisahan produk ini dapat meningkatkan non-error rate dalam tahap produksi.
Kegunaan lain yang diberikan metode ini adalah prediksi umur simpan (shelf-life) pada hasil panen.
“Kita dapat memprediksi umur simpan fresh-cut products dengan memperhitungkan degradasi berbagai atribut untuk memiliki estimasi umur simpan yang lebih baik,” kata Maria.
Tujuan dari proyek ini adalah untuk meningkatkan jumlah produk segar yang dihasilkan secara berkelanjutan dengan menerapkan low-impact practice (LIP) dan pendekatan non-destruktif. Yang mana dapat menginspirasi strategi pemasaran baru untuk lebih mendukung nilai tambah produk, serta meningkatkan pendapatan produsen.
Produk berkualitas tinggi adalah sebuah faktor utama dalam sektor buah dan sayuran. Walaupun, konsep mengenai kualitas telah berkembang secara substansial dalam beberapa dekade terakhir.
“Evaluasi kualitas melalui pendekatan destruktif menjadi semakin relevan seiring berjalannya waktu. Penerapan dari low-impact practice (LIP) dengan sertifikasi yang baik dapat dipertimbangkan sebagai bagian dari konsep kualitas yang lebih luas. Metode non-destruktif dapat menjadi alat untuk meningkatkan informasi dalam sejarah produk segar dan menunjang pilihan pelanggan,” kata Maria menutup sesinya.
Materi yang dibawakan Maria mendapat antusias yang cukup tinggi dari para peserta ICGAB 2022. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan peserta mengenai topik yang disampaikan selama kurang lebih tiga puluh menit tersebut.
Pihak penyelenggara berharap, konferensi internasional ini dapat memberikan dampak secara signifikan untuk mempromosikan penerapan dari teknologi agro-industri yang berperan penting sebagai salah satu strategi industri dalam bioekonomi yang berkembang di Indonesia.(nad)