Kanal24, Malang – Seiring berjalannya waktu crafting menjadi salah satu bisnis yang banyak diminati dan ditekuni oleh masyarakat. Nilai hasil seni karya ini melingkupi nilai estetikanya seperti barang yang unik, menarik, dan tentunya kualitas yang unggul. Oleh sebab itu, pengrajin selalu dihadapkan dengan berbagai inovasi dan kreativitas agar produk memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran.
Pengalaman ini pun dirasakan langsung oleh Ika dari Sanggar Kreasi Mamalya yang berada di Jl. Perum Graha Dewata JJ2 No. 19 Kec. Lowokwaru, Kota Malang. Sanggar yang telah berdiri sejak tahun 2016 ini juga mengedepankan inovasi dalam setiap produk yang dihasilkan. Ika yang sebelumnya berprofesi sebagai Guru Taman Kanak-kanak (TK) mengalami berbagai rintangan dalam merintis karirnya.
Mulanya Sanggar Kreasi Mamalya ini hanya dikhususkan untuk anak-anak berusia 4 sampai 12 tahun saja, sehingga yang diajarkan hanya teknik menggambar dan mewarnai. Saat itu Ika masih berprofesi sebagai seorang Guru TK. Tak disangka, pada tahun 2019, pandemi membawa peluang bisnis craft semakin meningkat. Ika yang sebelumnya berprofesi sebagai guru itu kemudian mengundurkan diri dan mulai mengasah skill-nya dengan mempelajari teknik sospeso, decoupage, dan sekarang yang sedang hits adalah ecoprint.
Ika mengatakan bahwasannya rintangan yang paling sulit dilalui adalah ketika dia ingin membentuk komunitas Sanggar Kreasi Mamalia. Dia harus memulai memperkenalkan Sanggar Kreasi Mamalya secara door to door.
“Alhamdulilah, selama waktu berjalan ini mereka tau, oh ternyata, Sanggar Kreasi Mamalia ini tempatnya untuk membuat suatu keterampilan. Jadi, kita (Ibu-Ibu) dilatih untuk membuat suatu keterampilan yang dimana itu bisa menghasilkan ekonomi keluarga, menambah ekonomi keluarga.” jelas Ika ketika diwawancarai Kanal24 (28/07/2022)
Sanggar yang kini telah memiliki anggota komunitas berkisar 315 peserta di se-Malang Raya dan 1500 peserta di Indonesia ini lebih menyasar dan menargetkan pada perempuan pelaku UMKM. Para anggota akan dididik dan diberi pelatihan serta pendampingan langsung melalui grup WhatsApp yang nantinya akan berakhir dengan menyetorkan karya masing-masing.
“Alhamdulilah, pandemi saat ini, saya selaku pribadi dari sanggar kreasi tidak ada kendala, setelah kita tidak bisa offline kita bisa online. Jadi, kita bisa menggunakan Zoom untuk pelatihan selama ini,” lengkapnya.
Ketika ditanyai mengenai harga pelatihan, ika menjelaskan, harga pelatihan biasanya dalam rentang Rp100.000,00 hingga Rp350.000,00 tergantung pada media apa yang digunakan. Dan apabila ternyata terdapat produk dengan hasil yang bagus, produk tersebut akan langsung dibeli oleh Ika.
Sanggar Kreasi Mamalya yang dulu kecil kini telah tumbuh menjadi komunitas yang besar dan telah memiliki marketplace di beberapa negara yaitu, Hongkong, Singapura, Malaysia, dan Taiwan.
Ika juga mengatakan saat ini Sanggar Kreasi Mamalia menarik minat pada bidang fashion dengan teknik ecoprint, melukis di air, dan teknik shibori. Tidak hanya itu, dia juga sedang merancang project baru yaitu, batik tulis. Direncanakan project tersebut akan dikelola oleh masing masing kecamatan sehingga hasil karyanya memiliki teknik dan nuansa yang berbeda. (Agt)