Kanal24 – Pasca persetujuan Menteri Keuangan terkait anggaran belanja tambahan (ABT), Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dapat segera memulai rehabilitasi mangrove untuk lahan seluas 3.548 hektare pada tahun ini.
“Tahun 2022 itu persetujuan dari Menteri Keuangan untuk anggaran biaya tambahan rehabilitasi mangrove yang akan dilaksanakan BRGM betul sudah terbit itu hanya seluas 3.548 hektare di sembilan provinsi,” jelas Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari dalam konferensi pers di Jakarta (3/7/2022).
Hingga saat ini dana yang dibutuhkan untuk proses rehabilitas lahan tersebut adalah sebesar Rp73.813.273.000.
Ayu mengatakan rehabilitasi mangrove memerlukan perencanaan waktu karena menyesuaikan dengan periode buah mangrove yang kemudian dilanjutkan dengan pembibitan.
Lebih lanjut Ayu menjelaskan bahwa penanam yang dilakukan pada Oktober sampai dengan November akan memerlukan perlakuan khusus seperti penyediaan alat pemecah gelombang untuk memastikan keberhasilan rehabilitasi.
“Harapannya ABT ini dapat kita operasionalkan paling lambat Agustus ini kita sudah mulai,” kata Ayu,
Tidak hanya periode penanaman mangrove, Ayu juga menjelaskan bahwa proses rehabilitasi ini membutuhkan koordinasi bersama stakeholder lain seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Lahan seluas 600.000 hektare ditargetkan selesai direhabilitasi dalam kurun waktu 2021-2024. Rehabilitasi dilakukan di sembilan provinsi yaitu Riau, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Papua dan Papua Barat.
Berdasarkan perhitungan BRGM rehabilitasi mangrove membutuhkan biaya rata-rata sebesar Rp25.000.000 per hectare. Kebutuhan anggaran untuk rehabilitasi mangrove seluas 600.000 hektare diperkirakan menghabiskan biaya sekitar Rp26 triliun.