Kanal24, Malang – Agro Tech Park Universitas Brawijaya ( ATP UB) berhasil mendapatkan tiga pelanggan yaitu beberapa pabrikan di Indonesia yang tertarik dalam pengembangan inovasi pertanian, pada kegiatan Indonesia Agro Expo (InAgro) 2022 yang digelar oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur pada 11-14 Agustus 2022 lalu. Manager Administrasi dan Keuangan ATP UB Erlangga Setyawan, SP., MM. menjelaskan bahwa kegiatan tersebut untuk memformulasikan kebijakan-kebijakan berkaitan dengan pertanian dari segi akademisi, bisnis, dan pemerintahan atau academics, business, and government (ABG).
“Kami mengikuti acara tersebut mewakili akademisi. Cuma memang di Universitas Brawijaya setelah PTN-BH kita bisa membuat badan usaha. Nah, disitu Agro Techno Park (ATP) mewakili Badan Usaha Akademik (BUA) untuk ikut dalam acara Inagro,” ucap Erlangga.
Erlangga menceritakan bahwa secara keseluruhan transaksi kegiatan InAgro yang berlangsung selama empat hari tersebut mencapai Rp10 miliar. “Rp10 miliar itu adalah all (semua) transaksi di satu pameran itu. Jadi, pameran banyak beragam banget, ada yang dari Kelompok Tani Hutan (KTH), dari dinas-dinas, ada yang dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pupuk Indonesia. Kemudian ada yang dari startup misalnya yang bergerak di bidang peternakan, itu juga kita (ATP) kenalan (berkenalan),” jelasnya.
ATP kemudian mendapatkan tiga pabrik yang tertarik dan ingin menjalin hubungan bekerjasama. Erlangga kembali menjelaskan tiga pabrik tersebut meliputi pabrik yang bergerak dalam proses serasah daun kering yang diolah menjadi pelet untuk bahan bakar dan pupuk yang berbahan dasar micoriza atau Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR), serta penanaman jagung.
“ATP ini kan selain sebagai bisnis kita juga sebagai output penelitian-penelitian dosen. Salah satunya penelitian tentang jagungnya (milik) Profesor Arifin (Prof. Ir. Arifin Noor Sugihartono MSc., PhD Guru Besar bidang Bioteknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya) yaitu Rainbow. Kebetulan klien yang dari Australia ini, dia tertarik mencoba menanam Rainbow sama (dan) jagung ketan,” tambahnya.
Tiga pelanggan yang menawarkan kerjasama saat ini dalam proses pembahasan yang lebih lanjut. “Kemarin itu tinggal pertemuan inisiasi awal untuk membahas maunya bagaimana. Kemudian perumusan untuk RAB kerjasama atau sebagainya,” ungkap Erlangga ketika ditanyai mengenai output yang akan dihasilkan dari proses kerjasama.
Kegiatan ATP saat InAgro 2022 (Dok.ATP UB)
Selain tiga transaksi besar yang telah terjalin, ATP melakukan transaksi dari hasil menjual sayur mayur dan buah-buahan tropis seperti belimbing.
Tidak hanya itu, Erlangga juga menjelaskan ATP pun melakukan kerjasama untuk mensurvei tanah milik seorang pensiunan dan memperkenalkan teknologi UB Tech yakni hidroponik vertikal kepada peserta pameran.
“Kita bawa alat yang untuk hidroponik vertikal, itu juga kita kasih tau bahwa untuk melakukan penanaman tidak perlu lahan yang terlalu luas. Kita juga bisa melakukan penanaman di lahan yang vertikal yaitu melalui model hidroponik. Nah, ini pun bisa melakukan remote tanpa harus ke lapang,” jelas Erlangga.
Dia mengatakan metode hidroponik vertikal tersebut dapat diakses dimana saja baik dirumah maupun di tempat lain melalui sambungan internet. Hanya saja, sambungnya, proses pemupukan tanaman tidak bisa dilakukan secara remote, sehingga proses pemupukan dapat digabungkan dengan penyiraman.
Erlangga menambahkan bahwa ATP merupakan technology factory milik Universitas Brawijaya sehingga ATP tempat untuk mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan untuk belajar dan mengasah kemampuannya.
“Untuk mahasiswa baru dari Pertanian (Fakultas Pertanian) Peternakan (Fakultas Peternakan) pengen (ingin) belajar dan praktikum itu bisa ke ATP sebagai TFA-nya Brawijaya (Universitas Brawijaya),” tutup Erlangga. (agt)