Kanal24, Malang – Kepala Dispora Kota Malang, Dr. Ida Ayu Made Wahyuni dalam suatu kesempatan pernah menyampaikan bahwa kemajuan teknologi telah membawa banyak kemudahan sekaligus tantangan pada era global seperti saat ini. Beliau menjelaskan bahwa generasi muda tak terkecuali kaum penyandang disabilitas mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk bisa berkarya, berprestasi serta mengambil peran dalam membangun negara di masa depan.
“Saat munculnya era revolusi industri dan teknologi, sebenarnya dari teman-teman disabilitas sudah bisa memanfaatkan akses yang ada, Namun belum banyak karena adanya beberapa kendala. Oleh sebab itu maka diperlukan volunteer serta organisasi yang memang fokus pada isu-isu disabilitas” ujar Ida.
Selain memaparkan isu-isu disabilitas yang sering muncul, beliau juga menyampaikan motivasi kepada kaum disabilitas muda yang hadir dengan memaparkan beberapa contoh para disabilitas muda yang sukses bekerja dan membanggakan negara. Misalnya seperti Angkie Yudistia yang berhasil menjadi staf khusus presiden hingga Anjas Pramono yang mampu meraih beasiswa di Amerika Serikat.
“Pemerintah kota saat ini sedang mencoba merumuskan bagaimana cara merangkul para disabilitas dalam rangka mewujudkan inklusi disabilitas unggul, sehingga kami harap nantinya komunitas-komunitas sosial disabilitas dapat ikut masuk ke dalamnya” jelasnya
Menyambung dari pernyataan Bu Ida, Dr Amar Ahmad selaku perwakilan dari deputi tenaga dan peningkatan sumber daya pemuda kemenpora juga ikut menyampaikan bahwa terdapat lima domain yang selama ini menjadi fokus kemenpora dalam pembangunan pemuda termasuk para penyandang disabilitas. kelima domain tersebut yaitu pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan pemuda, kesempatan kerja, kepemimpinan dan partisipasi pemuda, serta gender dan diskriminasi.
“Dari 38 Juta penyandang disabilitas di tanah air, sebanyak 66% itu berada pada masa produktif. sehingga untuk meningkatkan indeks pembangunan pemuda, peran disabilitas juga dirasa penting untuk ditingkatkan juga” papar Amar
“Kemudian dari lima domain yang ditetapkan, Perpres No. 43 tahun 2022 muncul sebagai pendorong inklusivitas pemuda terutama bagi disabilitas dengan mengakomordir 27 kementerian lembaga agar ikut menjamin kebutuhan disabilitas sehingga sekarang ini bukan hanya dispora namun juga kementerian lain misalnya seperti kemenag, kemenaker, kominfo dan kemensos yang juga ikut bertanggung jawab dalam mewujudkan potensi dan hak disabilitas” sambungnya
Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kota Malang, Siswinarsih menyatakan bahwa selama ini yang sering menjadi penghambat disabilitas untuk produktif itu cenderung karena tekanan mental. “paling penting itu bagaimana mereka (disabilitas) mau berpikir positif dan menerima kegagalan, selain itu manajemen emosi juga penting karena kalau terus memikirkan omongan buruk orang lain itu malah akan mempengaruhi mental kalian, ingat jika mental turun fisik juga pasti akan turun” ucapnya
Siswinarsih juga menjelaskan bahwa pola pikir itu sangat memengaruhi kemampuan pribadi seseorang, Dalam berbagai kesempatan beliau selalu meminta satu hal kepada para disabilitas, yaitu memaknai kondisi mereka sebagai sebuah “keunikan” alih-alih menganggapnya sebagai sebuah kekurangan.
“Mari kita ubah stigma masyarakat dengan usaha kita, contohnya sekarang ini ada komunitas Difala (difabel pencinta alam), mereka itu sering naik gunung, hebat bukan. Nah itu sebenarnya kita semua bisa seperti itu, cukup buktikan saja sendiri” jelasnya