Kanal24, Malang – Kepala Perpustakaan Universitas Brawijaya (UB), Dr. Iwan Permadi, M.Hum, menyampaikan, bahwa kini perpustakaan pusat UB yang bertempat di samping Gedung Rektorat berada di tahap perubahan epistemik, yaitu menjadikan perpustakaan sebagai sentra working space bagi mahasiswa dan dosen.
Hal itu disampaikan dalam The 3 in 1 Program: Visiting Professor and Professional dengan tajuk Literacy and Epistemic Culture in Higher Education yang diselenggarakan oleh Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) UB, pada, Senin (26/09/2022).
Dr. Iwan juga menjelaskan perubahan sistem manajemen di perpustakaan UB ini diinisiasi langsung oleh Rektor UB, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc. agar mengubah perpustakaan yang sudah ada ini menjadi lebih nyaman lagi. Sehingga, tambahnya, perpustakaan kini bergerak di bidang resource dan tidak lagi membeli buku-buku cetak. Sementara itu, untuk buku cetak koleksi perpustakaan akan dialokasikan kepada ruang baca di fakultas-fakultas.
Untuk mendukung perubahan ini, Dr. Iwan, kemudian mengatakan bahwa perpustakaan Pusat UB telah menyiapkan beberapa layanan, diantaranya memfasilitasi perkembangan teknologi melalui digitalisasi buku, literatur, dan jurnal yang telah diterbitkan dosen. Ia, juga menambahkan, akan terjadi pemindahan pegawai dari ruang baca fakultas ke Perpustakaan Pusat UB. Pemindahan ini diharapkan nantinya ruang baca dapat menjadi perpanjangan tangan dari Perpustakaan Pusat.
Perubahan perpustakaan menjadi sentra working space ini juga dipengaruhi oleh perubahan perilaku pengguna perpustakaan yang terlihat dari data aktivitas kunjungan di perpustakaan pusat.
“Dari setiap kunjungan, dari Senin sampai Jumat di Perpustakaan UB sekarang mengarah ke 1000 sampai 2000 (kunjungan) perhari (mulai dari) Bapak-Ibu Dosen dan mahasiswa (yang datang) di Workspace (Perpustakaan Pusat UB) ini ya. Sekarang itu mengarah ke arah itu (Working space). Ternyata dari sekian banyak itu, sekitar 70% -75% itu bukan untuk pinjam buku mereka di perpustakaan tetapi mereka untuk working space, nugas (mengerjakan tugas),” tuturnya.
Sehingga dalam kunjungan Rektor UB yang ke dua kali, Dr. Iwan, menjelaskan bahwa, setelah kunjungan itu langsung diputuskan dan dikoordinir untuk menyiapkan library Cafe. Disampaikan bahwa Library Cafe ini akan dibuka di Lantai 1 Gedung Perpustakaan UB yang memang difungsikan untuk working space.
“Banyak sekali mahasiswa kita nugas di Cafe-Cafe itu kan mahal. Nah, nanti di sini harganya akan di bawah Rp10.000, bahkan kopi nanti harganya cuma Rp3.000. Jadi, kita menyasar mahasiswa ya, yang penting saudara (pengguna perpustakaan) nyaman untuk menciptakan budaya epistemik (budaya pengetahuan) di perpustakaan UB,” tuturnya menjelaskan kisaran harga di Library Cafe kepada 286 peserta.
Menariknya lagi, untuk mendukung berbagai perubahan ini Perpustakaan Pusat UB juga akan menyediakan aliran air hangat untuk menunjang perpustakaan apabila diharuskan buka hingga malam hari.
Selain itu, Perpustakaan Pusat UB juga akan mengembangkan dan memajukan penelitian. Dr. Iwan mengatakan bahwa saat ini Perpustakaan Pusat sedang menyiapkan tim pendampingan untuk Dosen dan mahasiswa.
“Pendamping untuk membantu metode riset. Yang ini memang kita sudah siapkan timnya termasuk tim untuk pendampingan bagi mahasiswa yang mengalami kesulitan bagi kepustakaannya maupun untuk membuat kajian pustaka, termasuk membuat presentasi yang bagus dengan menggunakan (atau memanfaatkan platform) Powerpoint ataupun Canva,” ungkap Dr. Iwan.
Kerjasama untuk pendampingan ini, tambah Dr. Iwan, masih menjadi pembahasan namun nantinya pendampingan akan diberikan dari pustakawan di Perpustakaan Pusat UB dan pustakawan di Prodi Ilmu Perpustakaan FIA untuk mendampingi dosen dan mahasiswa yang membutuhkan bantuan.
“Perpustakaan sudah bergeser dari manajemen koleksi ke transfer collage. Perpustakaan tidak hanya jadi tempat pinjam buku saja tetapi perpustakaan itu harus berfungsi membackup riset-riset dosen bahkan yang berkaitan dengan jurnal-jurnal yang ditugaskan mahasiswa S1, S2, S3, dan Dosen. Di sini pustakawan UB akan mendampingi sampai ke penerbitan jurnal-jurnal Scopus,” tutur Kepala Perpustakaan UB di ruang virtual Zoom. (agt)